Banjir dan Tanah Longsor di Pacitan Memakan Korban Jiwa

Tingginya curah hujan di kabupaten pacitan sejak senin (27/11/2017) hingga Selasa (28/11/2017 , menimbulkan bencana, pada selasa pukul 02.00 WIB sungai yang melintasi Kecamatan Kebonagung dan Kecamatan Pacitan meluap karena tidak mampu menahan debit air yang terus naik. Curah hujan yang tinggi saat ini mengakibatkan air terus naik dengan ketinggian 1 meter s.d 1,5 meter karena hujan masih mengguyur mengakibatkan rumah, sawah, puskesmas, sekolah dan jalan terendam banjir. Bukan cuma menimbulkan kerugian material, bencana ini juga memakan korban jiwa.
ada beberapa daerah yang dilanda banjir di antaranya adalah Kecamatan kebonagung, kecamatan pacitan dan kecamatan arjosari
Seperti di
a.) Wilayah Kecamatan Kebonagung
1) Ds. Kebonagung
2) Ds. Purwoasri
3) Ds. Padi Barong
Wilayah Kecamatan Pacitan
1). Ds. Kayen
2) Ds. Sukoharjo
3) Ds. Sirnoboyo
4) Ds Tanjungsari
5) Kelurahan Baleharjo
6) Kelurahan Pacitan
Korban banjir sampai saat ini 1) Tohir alamat Lingkungan Bleber Kelurahan Pacitan ( Korban Selamat) 2) Sdr. Eko alamat Ds. Sirnoboyo (selamat) 3) Sdr. Amri alamat Bangunsari sampai saat ini belum ditemukan dan masih dalam pencarian 4) Ibu martin (Istri Bp. Sobikin) Desa Kayen di temukan di sawah Desa Sukoharjo (Meninggal)
Tindakan yang diambil antara lain berkoordinasi dengan BPBD kabupaten Pacitan untuk mendatangkan Tim TRC dan mengevakuasi warga yang terdampak banjir, mencari korban banjir yang belum ditemukan, dan melapor ke komando atas.
Selain menyebabkan banjir hujan yang mengguyur pacitan juga menyebabkan tanah longsor yang menimpa rumah Bilal di Dusun Duren Rt 03/06 Desa Klesem Kecamatan Kebonagung, Bilal Korban Selamat (38) Korban Masih Tertimbun Bpk Parno (73) Sukesi (41) Rozak (17) Ibu Kasih (70).
Rumah Bapak Soimin dusunn Blimbing rt 02 rw 07 ds Klesem Kecamatan Kebonagung. Bpk Soimin Korban Selamat (60) Korban meninggal Ibu Temu (57) Siti Kamilah (22) Fitri (3)
BPBD juga menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati untuk mengantisipasi banjir kiriman dari Kecamatan Arjosari dan Tegalombo sewaktu Wadhuk tukul tidak mampu menampung debit air dan tanggul grindulu mulai tergerus dan sangat rapuh untuk menghalau banjir kiriman. Kebutuhan sembako dan makanan siap saji mendesak dan lokasi yang terkena banjir hanya bisa diakses dengan perahu karet.