Adaptasi Kebiasaan Baru, Aktivitas Ekonomi Sentra Perikanan di Mimika Semakin Menggeliat

MIMIKA (15/7) – Proses bisnis berbasis masyarakat di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) sangat penting untuk memaksimalkan potensi hasil perikanan. Seperti adanya Koperasi Mbiti, salah satu pelaku usaha binaan di SKPT Mimika, Papua, dibawah tanggung jawab Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan – Kementerian Kelautan dan Perikanan (PDSPKP – KKP) yang mampu berperan penting selama pandemi Covid-19.

“Ditengah maraknya pandemi Virus Corona (Covid 19), Koperasi Mbiti yang saat ini dipercaya pemda mengelola cold storage berkapasitas 100 ton tetap melakukan aktifitas jual beli ikan, pengolahan, pembekuan dan penyimpanan ikan dengan memanfaatkan bantuan yang telah mereka terima,” kata Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Innes Rahmania selaku penanggung jawab pembangunan SKPT Mimika.

Baca juga  Kementerian PUPR Serah Terima Aset Rumah Senilai Rp 266 Milyar

Dikatakan Innes, hingga awal Juli 2020, Koperasi Mbiti melakukan distribusi ikan bawal sebanyak 14.051 Kg menggunakan 1 Reefer Container 20 feet dari jasa transportasi laut, KM Tanto ke Surabaya. Hal ini mengingat perairan Laut Aru/Arafura sedang memasuki musim ikan bawal (Februari-Agustus), sehingga banyak nelayan lokal melakukan aktivitas penangkapan ikan bawal dan mendaratkan ikan di PPI Paomako. Adapun koperasi yang didirikan 2016 silam ini melakukan pengumpulan ikan bawal di cold storage.

“Sejak bulan Juni 2020 sebanyak 16.851 kg, dengan ukuran 300-1.000 Gram per Ekor dari nelayan lokal yang menggunakan kapal <5 GT dan alat tangkap Gillnet. Harga ikan bawal bervariasi sesuai ukuran antara Rp. 19.000 s/d 21.000 per Kg,” urainya.

Baca juga  Kementerian PUPR Terus Tingkatkan Kemantapan Jalur Pansela Jawa

Ikan-ikan tersebut dikumpulkan dalam bentuk segar, dikemas dalam wadah plastik, dibekukan dengan Air Blast Freezer (ABF), dan disimpan dalam cold storage. Nilanto memaparkan, sebentar lagi akan masuk musim udang, sehingga Koperasi Mbiti perlu menyiapkan dana yang cukup untuk membeli hasil tangkapan nelayan (cash and cary), operasional koperasi, listrik (cold Storage, ice flake machine) dan gaji karyawan.

Selain kebutuhan dana, Koperasi Mbiti butuh bantuan sarana pendukung operasional cold storage seperti, ruang sortir (menggunakan ruang anteroom yang sempit), timbangan size ikan dan wadah (pan ikan).

Merujuk kondisi tersebut, Dirjen PDSPKP, Nilanto Perbowo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (15/7) menyebut pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha perikanan, khususnya bagi mereka yang bergerak di industri UMKM dan koperasi.

Baca juga  Kementerian PUPR dan K-Water Tandatangani MoU Kerjasama Manajemen Sumber Daya Air

“Oleh karena itu perlu menyusun strategi yang tepat saat menghadapi era adaptasi kebiasaan baru diantaranya pengembangan modal usaha dengan mengakses Kredit Usaha Rakyat atau Badan Layanan Usaha KKP, kerjasama dengan jasa logistik dan dukungan stimulus bagi pelaku usaha perikanan baik dari pemerintah pusat maupun daerah,” tandasnya.