Bali: “Pertemuan perdana Produsen Kelapa Sawit akan menyatukan kepentingan dan kekuatan produsen kelapa sawit” demikian Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sampaikan di dalam Special Remarks pada Welcoming Dinner Pertemuan Pertama Tingkat Menteri Negara-Negara Produsen Kelapa Sawit (Inaugural Ministerial Meeting of Palm Oil Producing Countries/IMMPOPC). (1/11)
Menteri Luar Negeri para remarks juga menegaskan bahwa negara produsen kelapa sawit saat ini menghadapi tantangan dalam bentuk diskriminasi hambatan tarif dan non-tarif yang dapat melemahkan keunggulan komparatif kelapa sawit dibandingkan minyak sayur lainnya.
“Tantangan ini dapat dihadapi dengan kerja sama menyatukan kekuatan untuk melindungi kepentingan saat ini dan di masa mendatang” tegas Menlu Retno.
IMMPPOC diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, 1-3 November 2017, dan merupakan inisiatif Indonesia dan Malaysia sebagai pendiri Dewan Negara Produsen Kelapa Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries /CPOPC). Selain Indonesia dan Malaysia, CPOPC mengundang berbagai perwakilan negara produsen kelapa sawit lainnya seperti Papua Nugini, Thailand, Nigeria, dan Guatemala.
Sektor kelapa sawit merupakan sektor strategis bagi Indonesia. Pada tahun 2016, kelapa sawit menyumbangkan USD 18 miliar terhadap pendapatan negara, jauh melebihi kontribusi ekspor migas. Di Indonesia, sebesar 42% lahan kelapa sawit dimiliki oleh petani skala kecil dan sektor kelapa sawit berkontribusi terhadap 5,5 juta lapangan pekerjaan langsung dan 12 juta lapangan kerja tidak langsung
Negara produsen mengalami berbagai tantangan perdagangan komoditas minyak kelapa sawit, khususnya terkait isu lingkungan hidup dan banyaknya hambatan tarif dan non-tarif yang diterapkan beberapa waktu terakhir. Pertemuan ini akan menjadi platform pertama bertukar pandangan di antara negara produsen kelapa sawit menghadapi berbagai tantangan komoditas kelapa sawit dalam perdagangan global.
Salah satu hasil yang diharapkan dihasilkan dari IMMPOPC adalah pembentukan enam komite di bidang Sustainability of Palm Oil, Productivity of Smallholders, Research and Innovation in Palm Oil Sector, Industrial Cooperation towards Value Added Production, Technical Regulations and Standar, dan Trade Policy Issues.
tersebut di atas yang beranggotakan negara-negara produsen minyak kelapa sawit yang diundang ke IMMPOPC.
(Sumber: Kementerian Luar Negeri)