EIBD 2017: Kolaborasi untuk Kerja Sama Ekonomi yang Lebih Baik Antara Uni Eropa dan Indonesia

Jakarta, 28 November 2017 – EU-Indonesia Business Dialogue (EIBD) ke-7 hari ini digelar di Jakarta dengan tema “EU-Indonesia Comprehensive Economic Partnership: Maximizing Trade and Investment Opportunities and Supporting Economic Reforms”. Dialog bisnis tersebut menghadirkan lebih dari 200 perwakilan pemerintah dan pemimpin bisnis untuk mengidentifikasi dan menciptakan peluang baru guna meningkatkan perdagangan dan investasi antara Uni Eropa dan Indonesia melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

EU Deputy Chief Negotiator, Filip Deraedt, menyambut acara tersebut sebagai hasil kolaborasi yang solid antara pelaku bisnis Eropa dan Indonesia melalui European Business Chamber of Commerce (Eurocham), Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

“Masih banyak potensi yang belum terjamah dalam hubungan perdagangan Eropa dan Indonesia. EIBD merupakan sarana strategis untuk menghadirkan dialog kebijakan yang konstruktif dan rekomendasi yang membuat bisnis Eropa dan Indonesia tumbuh bersama-sama,” kata Filip.

Acara tersebut digelar setelah putaran ketiga dari negosiasi CEPA Uni Eropa-Indonesia yang berlangsung pada bulan September di Brussels, yang menyediakan peluang bagi pemimpin bisnis dan pemerintahan dari Indonesia dan Eropa untuk memberikan informasi terbaru bagi para negosiator terkait tuntutan industri terkini.

Baca juga  Data Sains, Dasar Pengambilan Kebijakan Penanganan Covid-19

Iman Pambagyo, Kepala Negosiator Indonesia, menekankan lebih lanjut kerja sama kuat yang telah terjalin antara bisnis Indonesia dan Eropa. Beliau mengapresiasi inisiatif EuroCham, KADIN Indonesia, dan APINDO dalam menginformasikan negosiator CEPA tentang pengalaman terkini terkait perdagangan dan investasi di Indonesia dan Uni Eropa. Beliau mengatakan, “Perundingan dengan berbagai industri di sepanjang proses negosiasi memastikan bahwa CEPA menjadi jawaban target ekonomi yang berkelanjutan dari Indonesia dan Eropa.”

Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua APINDO dan Wakil Ketua KADIN Indonesia, menekankan bahwa kolaborasi tersebut akan membawa manfaat tidak hanya bagi bisnis Eropa namun juga Indonesia. “Melalui kemitraan tersebut, jelas bahwa Eropa dan Indonesia memiliki suara yang sama dalam rangka liberalisasi perdagangan dan investasi di antara kedua ekonomi tersebut. Terdapat lebih banyak kesamaan dibandingkan perbedaan ketika berbicara tentang bisnis,“ tambah Shinta.

Ulf Backlund, Chairman EuroCham, menyatakan bahwa EIBD membuka jalur komunikasi antara sektor publik dan swasta untuk bersama-sama mendukung negosiasi CEPA. “Bisnis Indonesia dapat memetik manfaat dari kerja sama yang terakselerasi dengan mendapatkan akses ke pasar Eropa sebagai tujuan ekspor. Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa ketidakteraturan yang perlu disempurnakan untuk mencapai persetujuan akhir. Akan tetapi, sambil menunggu proses negosiasi selesai, sektor bisnis sebenarnya dapat memulai beberapa perjanjian jangka pendek yang dapat berdampak pada aktivitas bisnis, seperti apa yang kami lakukan hari ini,” kata Ulf

Baca juga  Pimpin Rapim di Awal Tahun 2018, Menpora Tekankan Pentingnya Daya Serap, Laporan Keuangan BPK dan Penilaian Kinerja

Beberapa rekomendasi inti yang dikembangkan dalam forum tersebut mencakup kebutuhan akan pergerakan tenaga kerja terlatih yang lebih fleksibel di antara Eropa dan Indonesia, pengurangan restriksi impor, serta harmonisasi prosedur impor dan persyaratan teknis lainnya.

Banyak rekomendasi yang disampaikan dalam acara tersebut mencerminkan temuan dari edisi pertama EU-Indonesia Economic Relations Study, yang menyoroti hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa saat ini serta potensi terkait perkembangan CEPA. Terdapat tiga aspek dalam laporan tersebut yang menggambarkan karakteristik investasi asing langsung di Indonesia.

Pertama, investasi dari negara-negara Eropa pada umumnya berkolaborasi dengan mitra lokal untuk mendukung aktivitas produksi. Proses ini menstimulasi pertumbuhan industri domestik.

Baca juga  Kementerian PUPR Mendapat Penghargaan Kategori Kementerian Dengan Keterbukaan Informasi Badan Publik Menuju Informatif Tahun 2018

Kedua, perusahaan-perusahaan Uni Eropa sangat terbuka untuk saling berbagi teknologi dan inovasi sehingga dapat dijadikan referensi oleh para UMKM di negara mitra; dan yang ketiga, investasi Uni Eropa berorientasi pada jangka panjang dan teknologi yang mutahir. Investasi Uni Eropa juga menekankan aspek kualitas, terutama pada sumber daya manusia.

Iman Pambagyo menjelaskan lebih lanjut tentang negosiasi CEPA yang masih berlangsung. “Proses negosiasi akan mempertimbangkan rekomendasi bersama dari sektor bisnis.” Tidak hanya itu, Filip Deraedt juga menyoroti lebih lanjut keberagaman perwakilan industri yang berkontribusi dalam rekomendasi tersebut. “Selain pergerakan perdagangan dan investasi internasional, para tim negosiator Eropa dan Indonesia juga perlu memahami kebutuhan seharihari dari beragam bisnis yang berbeda,” kata Filip.