Berikan Kuliah Umum CPNS, Presiden Joko Widodo Minta Birokrat Muda Kerja Cepat Layani Masyarakat

JAKARTA – Bertempat di Istora Senayan Jakarta, Presiden Joko Widodo memberikan kuliah umum di depan 5.165 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) hasil rekrutmen tahun 2017, pagi ini, Selasa (27/3). Acara yang mengusung tema ‘Bersatu dalam Harmoni: Menuju Birokrasi Berkelas Dunia 2024’ ini selain dihadiri CPNS di Istora, juga ditonton secara langsung oleh CPNS daerah di 34 Provinsi melalui teleconference.

“Yang mendaftar untuk menjadi CPNS pada tahun 2017 sebanyak 2.400.000 pendaftar, yang diterima sebanyak 33.000, hanya 1,4% saja. Artinya apa, saudara-saudara adalah pilihan-pilihan yang terbaik, saudara-saudara adalah generasi terbaik Indonesia yang bisa diterima menjadi CPNS,” ujar Presiden Jokowi mengawali kuliahnya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri pada tahun rekrutmen kali ini menerima 59 CPNS pegawai baru yang ditempatkan di seluruh unit kerja Kementerian ESDM, dari total pelamar yang mencapai 5.631 pelamar.

Presiden Joko Widodo menaruh harapan besar kepada birokrat-birokrat muda agar menjadi ‘motor’ kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.”Kita harus menyakini semua, dan saya juga menyakini insha Allah Indonesia akan menjadi negara maju, jika memiliki birokrat-birokrat yang tangguh dan mau bekerja keras, jika birokrat-birokrat kita selalu berani melakukan inovasi, jika birokrat-birokrat kita selalu kepentingan rakyat, kepentingan bangsa, dan kepentingan negara diatas kepentingan-kepentingan yang lain,” lanjut Jokowi.

Baca juga  Jembatani Inovasi Industri, Teknologi Digital Juga Dongkrak Ekonomi

Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi menyarankan semua-semua birokrat-birokrat muda untuk bisa berdaptasi dengan dunia yang sangat dinamis yang perubahannya sangat cepat sekali. “Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sangat cepat, perubahan-perubahan yang harus kita hadapi dan harus kita ketahui, baru satu teknologi kita pelajari, dalam waktu singkat muncul teknologi baru dengan kecepatan yang sangat cepat sekali,” ungkap Jokowi.

Jokowi berpesan agar birokrasi di Pemerintahan juga dibuat seefisien mungkin. Bukan saatnya lagi membuat birokrasi yang terlampau panjang dan memakan waktu.”Yang harus saudara-saudara ketahui bahwa masyarakat itu ingin dilayani cepat, pingin birokrat kita ini kerja cepat, kalau bisa diselesaikan tiga menit, selesaikan tiga menit, kenapa mesti nunggu seminggu. Ngurus izin aja berbulan-bulan, jamannya sudah seperti ini, ngurus izin masih berbulan bulan, saya denger minggu aja ga mau, apalagi bulan, harusnya hari ini selesai,” tegas Jokowi.

Baca juga  Pembahasan Akademik PBI UKDW: Perbedaan Antara Bahasa Inggris Indonesia dan Bahasa Inggris Asia Tenggara

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur menambahkan, Kuliah Umum (Presidential Lecture) Presiden Joko Widodo merupakan bagian dari latihan dasar (Latsar) CPNS dari berbagai kementerian/lembaga sehingga CPNS yang tidak ditugaskan hadir di Istora Senayan tetap diharuskan hadir mengikuti acara melalui teleconference di kantor wilayah Kementerian Hukum dan Ham yang tersebar 32 Provinsi di Indonesia atau siaran langsung RRI dan TVRI.

“Untuk memperkaya wawasan CPNS kita mengundang tiga inspiring speaker yang menonjol di bidangnya yaitu, Ibu Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Republik Indonesia, Saudara Nadiem Makarim penerima penghargaan ASEAN Entrepreneur serta Bapak Yudi Latif Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila. Kami berharap dari ketiga pembicara tersebut para CPNS dapat mempunyai bekal untuk menyongsong tantangan di era industri,” ujar Asman.

Baca juga  Berbagi Pengalaman Bersama ICAC Hong Kong

Masih diacara President Lecture, dimainkan angklung kolosal oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bersama seluruh CPNS dan undangan yang hadir. Permainan musik angklung kolosal ini merupakan wujud persatuan bangsa yang jika bersatu maka akan mendapatkan hasil capaian yang baik sebagaimana harmoni lagu yang indah. Lantunan angklung kolosal ‘You Raise Me Up’ menggema dan mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai permainan angklung dengan peserta terbanyak.