
Jakarta, 1 Mei 2025 – Tahap penerimaan aplikasi untuk Global Energy Prize 2025 telah resmi ditutup pada akhir April lalu. Penghargaan ini dikenal luas sebagai salah satu bentuk pengakuan tertinggi bagi pencapaian ilmiah dan teknologi dalam sektor energi, khususnya yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam secara rasional serta peningkatan keberlanjutan lingkungan dalam ekonomi energi.
Kenaikan Tajam Jumlah Nominasi dan Negara Peserta
Tahun ini, tercatat sebanyak 90 nominasi dikirimkan dari 44 negara dan wilayah, mencakup seluruh enam benua. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2024 yang hanya melibatkan 25 negara. Rusia menjadi negara dengan jumlah aplikasi terbanyak (15), disusul oleh Amerika Serikat (11), serta Tiongkok dan India masing-masing 8 nominasi.
Menariknya, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kuba, Palestina, dan Thailand turut serta mengajukan nominasi. Selain itu, delapan negara dan wilayah yang sebelumnya sempat absen—termasuk Austria, Jerman, Prancis, dan Tanzania—kembali bergabung dalam proses nominasi tahun ini.
Ragam Kategori dan Penyebaran Regional
Nominasi tersebar ke dalam tiga kategori utama: Energi Tradisional (25 aplikasi), Energi Non-Tradisional (35 aplikasi), dan Penerapan Baru Energi (30 aplikasi). Kehadiran kuat dari kawasan Amerika Latin, Asia, dan Afrika memperkuat narasi bahwa inovasi energi tidak lagi terpusat di satu kawasan, melainkan telah menjadi upaya kolektif lintas global.
Langkah Lanjutan: Penilaian oleh Komite Internasional
Dengan ditutupnya pendaftaran, proses berlanjut ke tahap evaluasi. Semua aplikasi akan dinilai oleh panel independen berdasarkan sejumlah kriteria, termasuk kebaruan akademik, signifikansi praktis, dan potensi penerapan. Dari seluruh aplikasi, 15 kandidat dengan skor tertinggi—lima dari tiap kategori—akan masuk dalam daftar pendek (shortlist). Para pemenang akhir akan ditentukan oleh Komite Internasional yang dipimpin oleh Rae Kwon Chung, penerima Nobel.
Menurut Chung, perluasan partisipasi geografis tahun ini kembali menunjukkan bahwa sains energi mampu melintasi batas geopolitik dan menyatukan pelaku inovasi dari berbagai latar belakang. Ia menekankan bahwa meskipun pendekatan nasional dan teknologi berbeda-beda, para peserta memiliki satu tujuan yang sama: menciptakan masa depan energi yang berkelanjutan dan dapat diakses oleh semua umat manusia.
Dukungan dan Harapan dari Pihak Penyelenggara
Sergey Brilev, Presiden Asosiasi Global Energy, menyampaikan bahwa hasil ini merupakan cerminan dari strategi promosi dan ekspansi yang konsisten. Ia juga menyoroti peran signifikan negara-negara berkembang dalam siklus nominasi kali ini, sejalan dengan tren global dalam pemanfaatan energi terbarukan serta kebutuhan akan sistem energi otonom.
Nama-nama penerima penghargaan Global Energy 2025 dijadwalkan akan diumumkan pada musim panas mendatang.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai perkembangan Global Energy Prize 2025, publik dapat mengunjungi situs resmi atau mengikuti kanal media sosial dari Global Energy Association.