Membanggakan Alumnus Fakultas Teologi UKDW Raih Four Freedom Awards 2022

Seremonia.id – Nerlian Gogali, alumnus Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang akrab dipanggil dengan nama Lian Gogali, beberapa waktu yang lalu mendapatkan penghargaan Four Freedom Awards 2022 untuk kategori kebebasan beribadah.

Read More

Penghargaan bergengsi yang digelar sejak tahun 1982 oleh lembaga nirlaba Roosevelt Foundation ini mengacu pada empat prinsip demokrasi yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt, pada 6 Januari 1941 yang meliputi freedom of speech and expression, freedom of worship, freedom from want, dan freedom of fear.

Lian Gogali menerima penghargaan atas komitmennya yang teguh dan berani terhadap dialog antaragama dan kebebasan beragama di daerah yang dilanda konflik di Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Ia mendirikan Institut Mosintuwu pada tahun 2009 yang menitikberatkan programnya pada meningkatkan kesadaran gender, agama, toleransi, dan perdamaian.

Lembaga ini berawal dari sekolah perempuan, melakukan studi perdamaian, dan mendidik perempuan penyintas konflik Poso untuk menjadi pembawa damai dan agen perubahan. Setelah menempuh pendidikan, para perempuan dengan latar belakang etnis dan agama yang berbeda, banyak yang kemudian berperan aktif di desanya.

Perempuan kelahiran 24 April 1978 ini dikenal sebagai aktivis perempuan dan perdamaian yang mendorong perempuan dari berbagai desa, latar belakang etnis, dan agama untuk berperan aktif dalam perekonomian desa serta masyarakat. Kisah Lian Gogali dan Institut Mosintuwu menunjukkan bagaimana satu individu dapat membuat perbedaan dan secara positif mempengaruhi kehidupan banyak orang.

Lian menyebutkan bahwa kehadirannya merepresentasikan kehidupan banyak perempuan akar rumput yang selama ini tidak pernah dibicarakan dan selalu aktif berkolaborasi dalam mewujudkan kebebasan beribadah dalam konteks konflik dan pascakonflik di Poso, Sulawesi Tengah dan di Indonesia pada umumnya. Lian meyakini bahwa keterlibatan perempuan menjadi sangat penting dalam mewujudkan demokrasi.

Topik kebebasan beragama dan beribadah menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh Institut Mosintuwu. Sebagai organisasi masyarakat akar rumput, Institut Mosintuwu mencoba mengurai prasangka keagamaan yang muncul akibat aksi-aksi terorisme dengan menghimpun perempuan-perempuan dari berbagai latar agama di desa untuk belajar bersama.

“Dengan saling mengenal ajaran agama itu, lantas bisa memberi pemahanan untuk saling menghargai dan menghormati. Selain di akar rumput, upaya untuk membangun kerjasama diantara tokoh agama juga diupayakan lewat diskusi-diskusi rutin yang membahas nilai-nilai toleransi, terutama dalam isi ceramah yang disampaikan kepada umat,” tutur Lian.

Lian menyatakan bahwa penghargaan Four Freedom Awards, Freedom of Worship adalah untuk para perempuan akar rumput dan semua orang yang sudah bekerja tanpa henti untuk memastikan agar agama dan identitas apapun tidak dieksploitasi untuk kebencian, permusuhan, dan kekerasan.

“Agama tetap menjadi pusat kehidupan dan budaya kebanyakan orang. Oleh karena itu, penting bagi setiap agama yang berbeda untuk saling memahami cara beribadah dan identitas agama. Itu hanya mungkin melalui kebebasan beribadah secara merata di antara semua kelompok dengan dialog yang berkelanjutan antara para pemimpin agama lokal maupun masyarakat akar rumput,” terangnya.

Penyerahan medali penghargaan Four Freedom Awards kategori Freedom of Worship untuk Lian Gogali dilakukan oleh Jacobine Geel, presenter sekaligus aktivis asal Belanda. Selain Lian Gogali, penghargaan tahun ini juga diberikan kepada penggiat demokrasi Belarusia Sviatlana Tshikhanouskaya, aktivis HAM asal Kenya Nice Leng’ete, serta musisi Vietnam Mai Khôi Do Nguyen. Pemberian medali disaksikan oleh Anna Eleanor Roosevelt cucu Presiden FD. Roosevelt, Perdana Menteri Belanda, Raja dan Ratu Belanda, serta ibunda Raja Belanda.

Related posts

Leave a Reply