Reog Ponorogo Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO

Foto: Seniman mementaskan Reog Ponorogo dalam pawai budaya Reog Ponorogo di Kantor Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, Minggu (27/8/2023). ANTARA FOTO. Indonesia.go.id

Seremonia.id – Pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (WBTb) oleh UNESCO telah menjadi momen bersejarah yang diwarnai oleh Pawai Budaya Reog Ponorogo yang menghimpun sekitar 1.000 peserta. Acara ini digelar pada 27 Agustus 2023 di kawasan Monas dalam rangka memeriahkan Peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia.

Pawai Budaya Reog Ponorogo dimulai dari lobi Gedung Perpustakaan Nasional RI sekitar pukul 08.00 WIB. Acara tersebut dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Kemenko Perekonomian, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Paguyuban Warga Ponorogo (PAWARGO). Rombongan pawai pertama menampilkan 10 dadak merak Reog Ponorogo, didukung oleh 300 penari, pengrawit, penabuh gamelan, dan pendukung lainnya.

Sesmenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam sambutannya mengungkapkan perjuangan panjang Reog Ponorogo untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Ia menyebut bahwa pemerintah sebelumnya telah mengusulkan jamu terlebih dahulu, dan akhirnya pada tahun 2023, mereka mendapatkan konfirmasi bahwa Reog Ponorogo masuk dalam list ke-39 WBTb UNESCO, yang akan disidangkan pada tahun 2024.

Ketua Umum PAWARGO juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai instansi, termasuk Kemenko PMK dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan Pawai Budaya Reog Ponorogo 2023.

Selain rombongan Reog Ponorogo, pawai ini juga diikuti oleh berbagai rombongan budaya dari berbagai daerah, termasuk Pencak Silat Betawi, Komunitas Jamu Gendong, dan Komunitas Kebaya Nasional. Pawai mengelilingi Jl Medan Merdeka Selatan dan berhenti di depan Kementerian ESDM untuk menampilkan Tarian Ganong.

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanannya di Jl Medan Merdeka Barat dan berhenti di Museum Nasional untuk disambut oleh Palang Pintu Pencak Silat Betawi. Acara pawai berakhir di depan kantor Kemenko PMK.

Sesmenko Perekonomian bersama Deputi V Kemenko PMK dan Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan, yang memimpin rombongan pawai, diterima oleh Menko PMK Muhadjir Effendy, didampingi Dirjen Kebudayaan dan Dirjen PDP Kementerian Desa dan PDTT.

Di area Kantor Kemenko PMK, Tari Saman dari Aceh ditampilkan, dan Menko PMK menyampaikan pentingnya memperkuat legitimasi Reog Ponorogo sebagai WBTb. Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, merinci upaya yang telah dilakukan sejak tahun 2022 dan menampilkan gelaran Reog Ponorogo Garapan selama sekitar 45 menit, menggambarkan cerita sejarah Reog Ponorogo sejak zaman Majapahit.

Acara puncak dari rangkaian ini adalah penyerahan dokumen pemenuhan persyaratan UNESCO secara simbolis oleh Sesmenko Perekonomian selaku Ketua Umum PAWARGO kepada Menko PMK selaku Koordinator GNRM. Selanjutnya, Menko PMK menyerahkannya kepada Dirjen Kebudayaan untuk tahap selanjutnya dalam pemenuhan persyaratan menjadi WBTb UNESCO.

Menko PMK menekankan pentingnya mengawal proses ini hingga Reog Ponorogo resmi menjadi WBTb UNESCO. Acara ini juga mencakup Gerakan Minum Jamu Bersama yang dipimpin oleh Menko PMK bersama Sestama Badan POM dan pejabat dari Kementerian/Lembaga terkait yang hadir.

Acara ditutup dengan pagelaran musik angklung bersama Saung Mang Udjo, mengajak seluruh hadirin untuk berpartisipasi dalam permainan angklung. Selain sebagai perayaan budaya, acara ini juga sejalan dengan Program Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa) dalam upaya meningkatkan apresiasi seni dan warisan budaya Indonesia. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bertanggung jawab atas terwujudnya perilaku mandiri dalam masyarakat Indonesia, termasuk dalam bidang budaya.