Harus Mengemudi Malam? Berikut Tips Aman dari Chevrolet

JAKARTA – Indonesia dilaporkan masih menjadi salah satu negara dengan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di dunia. Menurut data yang dipublikasikan oleh Korlantas Polri, terdapat rata-rata lebih dari 1.000 kecelakaan terjadi setiap hari. Menurut data yang dipublikasikan oleh Korlantas Polri, pada tahun 2018 bahkan menunjukkan trend jumlah kecelakaan yang meningkat dan telah merengut nyawa korban lebih dari 25.000 orang. Oleh karena itu pemerintah terus melakukan berbagai upaya guna mengurangi angka kecelakaan yang terjadi, termasuk di jalan bebas hambatan (tol) yang sering kali menjadi titik-titik kecelakaan fatal. Salah satu upaya tersebut adalah baru-baru ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan bersama Kepolisian telah sepakat untuk membentuk tim kelompok kerja (Pokja) untuk memperbaiki aspek keselamatan di jalan tol. Tim pokja ini memiliki peran penting untuk mengevaluasi dan memetakan data, penyebab, serta titik rawan kecelakaan di jalan tol.

Namun di sisi lain, para pengguna jalan pun harus tetap waspada dan memperhatikan setiap aspek keselamatan saat mengemudi, mengingat data menunjukkan, bahwa mobil merupakan kontributor kecelakaan lalu lintas nomor dua setelah sepeda motor. Kewaspadaan sangat dituntut terutama ketika mengemudi di malam hari.

Berkendara di malam hari seringkali tidak bisa kita hindari meskipun memiliki potensi bahaya lebih besar. Menunggu kemacetan berkurang atau harus bekerja hingga larut merupakan faktor-faktor yang biasanya memaksa kita mengemudi di malam hari. Pakar keselamatan memaparkan bahwa jarak pandang, kemacetan saat jam pulang kerja dan kondisi badan yang tidak fit merupakan faktor terbesar terjadinya risiko kecelakaan.

Untuk mengurangi risiko tersebut, Chevrolet telah melengkapi Trailblazer, Trax dan pickup truck Colorado LTZ dengan lampu rem belakang yang menggunakan teknologi LED (light-emitting diode), serta lampu LED DRL (Daytime Running Light) untuk memaksimalkan kebutuhan pencahayaan di mana dapat memberikan efek cahaya terang terbaik untuk berkendara pada siang ataupun malam hari.

Lampu LED rem belakang berperan sangat penting dalam risiko tabrakan dari arah belakang, apalagi data mengatakan bahwa tabrakan beruntun menempati urutan kedua dalam jenis kecelakaan lalu lintas. Dengan pencahayaan penuh dalam waktu dua persepuluh detik lebih cepat dari lampu pijar standar, potensi jenis kecelakaan ini dapat dikurangi secara signifikan. Ketika seseorang mengemudi dengan kecepatan normal di jalan raya, kira-kira dibutuhkan lebih dari 60 meter untuk melakukan pengereman, dengan penggunaan lampu rem LED pada kendaraan, Anda dapat memberikan peringatan lebih cepat dengan jarak berhenti sepanjang 6 meter kepada pengemudi di belakang Anda. Menurut National Highway Traffic Safety Administration, jarak tersebut sudah cukup untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan berkendara secara signifikan.

Baca juga  Tancap Gas di Awal Tahun, Mobeng Veteran Resmi Dibuka

Selain memiliki kendaraan yang dilengkapi lampu rem LED, Chevrolet Indonesia membagikan 9 tips lainnya untuk mengemudi secara aman saat malam hari:

Redupkan Lampu Indikator/Speedometer dan Lampu Dasbor Anda

Jika kendaraan Anda memiliki fitur dimmer switch, redupkan lampu dashboard dan instrument mobil karena cahaya terang dari lampu LED dasbor dan layar infotainment dapat menciptakan pencahayaan yang tidak perlu dan dapat mengganggu fokus mata Anda. Meredupkan lampu dashboard dapat menghilangkan pantulan cahaya di kaca depan dan memungkinkan mata Anda untuk menyesuaikan penglihatan ketika mengemudi dalam keadaan gelap. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan visibilitas, terutama apabila Anda melewati wilayah yang minim lampu penerangan seperti di daerah pedesaan. Kemudian, penerangan pada interior lainnya seperti lampu kabin (dome light) juga dapat mengalihkan perhatian pengemudi, jadi hal yang terbaik untuk dilakukan adalah mematikan lampu-lampu tersebut pada saat mengemudi.

Gunakan Lampu Utama (Headlights) dengan Bijak

Ketika mengemudi di daerah yang minim penerangan seperti di daerah pedesaan, pengemudi akan tergoda untuk tetap menyalakan lampu sorot jauh (high beams), tetapi jangan lupa untuk mengalihkannya ke sorot rendah (low beams) ketika ada kendaraan yang mendekat.

Selain itu, tetap gunakan lampu sorot rendah (low beams) ketika mengikuti kendaraan lain dan jangan menggunakan lampu sorot jauh (high beams) sehingga Anda tidak menyilaukan pandangan kaca spion pengemudi di depan Anda.

Pakailah Kacamata Anti-Reflektif

Pilihlah kacamata yang tepat sehingga Anda dapat meningkatkan visibilitas dan penglihatan yang lebih baik saat mengemudi di malam hari. Pilihan terbaik adalah menggunakan lensa kacamata sesuai rujukan dokter yang memiliki lapisan anti-reflektif. Lapisan ini dapat meredam cahaya tambahan yang tidak perlu sehingga memungkinkan lebih banyak cahaya untuk membantu penglihatan.

Jaga Kebersihan

Bersihkan lampu depan, lampu belakang, lampu sein, jendela dan cermin setidaknya seminggu sekali, atau lebih sering jika diperlukan. Kaca depan yang tampak bersih pada siang hari bisa saja memiliki goresan atau garis-garis yang dapat menyebabkan silau pada malam hari. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menyimpan kain microfiber atau koran di dalam mobil untuk membersihkan residu dari kaca depan dan jendela jika diperlukan. Hindari menyentuh permukaan bagian dalam kaca depan, jendela samping, atau cermin dengan tangan secara langsung, karena minyak dari kulit Anda akan mengotorinya, dan cahaya dari luar ataupun dari dalam kendaraan akan membuat silau pada daerah-daerah yang sebelumnya Anda sentuh.

Baca juga  Pemerintah Matangkan Aturan Kendaraan Listrik, Industri Siap Investasi

Sesuaikan Headlight (Lampu Depan Kendaraan) & Kaca Spion

Meskipun lampu depan umumnya telah diarahkan dengan benar oleh pabrik perakitan, ada baiknya jika teknisi servis yang berkualifikasi memeriksa kembali arah lampu depan mobil Anda untuk memastikannya akan menerangi jalan dengan tepat tanpa menyilaukan pengemudi lain dari arah berlawanan. Demikian juga, agar Anda terhindar dari cahaya silau lampu mobil belakang Anda, maka arahkan kaca spion luar mobil sedikit ke bawah. Kemudian alihkan kaca spion bagian dalam Anda ke pengaturan Night atau Auto Dim, yang dapat mencegah silau.

Kurangi Kecepatan dan Berikan Jarak Berhenti

Mengurangi kecepatan dan memberikan jarak berhenti lebih panjang di depan sangat penting saat kita berkendara di malam hari, karena depth perception (kemampuan mata untuk mengenali sesuatu dalam bentuk tiga dimensi & penilaian terhadap jarak suatu objek), pengenalan warna, dan peripheral vision (penglihatan seseorang di sekeliling benda utama yang ia lihat atau penglihatan selain dari penglihatan fokus) akan terganggu setelah gelap. Sedangkan di sisi lain 90% dari reaksi pengemudi bergantung pada penglihatan. Perlu diingat, sinar low beams hanya mampu menjangkau sekitar 50 hingga 75 meter dari depan kendaraan Anda dan sinar high beams sekitar 100 hingga 150 meter di depan. Ketika Anda mengemudi dengan kecepatan tinggi, dibutuhkan lebih dari 60 meter untuk berhenti. Oleh sebab itu, memperhatikan jarak dengan kendaraan di depan Anda menjadi hal yang sangat krusial.

Waspadalah pada Kehadiran Hewan di Jalan

Pada saat kita berkendara, hewan seperti anjing dan kucing sering kita jumpai melintasi jalan raya. Oleh karena itu, sebaiknya kita perlu sangat waspada, karena sorot lampu high beams Anda bisa gagal menerangi jalan sehingga membahayakan Anda pada saat melakukan mengereman pada saat dibutuhkan. Untuk menghindari tabrakan, Anda perlu memperhatikan cahaya dari lampu headlights (lampu depan) yang terpantul dari mata hewan tersebut. Bintik terang pantulan cahaya yang muncul tersebut memungkinkan Anda memiliki waktu untuk melakukan pengereman sehingga Anda dapat menghindari tabrakan.

Baca juga  IIMS Infinite Live 2024: Merajut Harmoni Otomotif dan Musik di Jantung Jakarta

Jangan Mengemudi Ketika Anda Dalam Kondisi Tidak Fit

Mengkonsumsi alkohol atau beberapa obat resep dokter dan obat herbal dapat merusak kemampuan mengemudi. Bahkan meneguk satu gelas alkohol saja dapat menyebabkan kelelahan. Alkohol merupakan salah satu penyumbang terbesar kecelakaan lalu lintas dan oleh sebab itu banyak negara yang menerapkan sanksi keras atas konsumsi alkohol sesaat sebelum dan ketika mengemudi. Selain itu, hindari merokok saat Anda mengemudi. Merokok menyebabkan perubahan fisik pada mata Anda yang dapat mengancam fokus penglihatan. Salah satu efek nikotin dari rokok yakni membatasi kemampuan tubuh yang Anda perlukan untuk melihat di malam hari. Sebuah studi menunjukkan bahwa karbon monoksida dari asap rokok juga dapat merusak penglihatan.

Hindari Berkendara Ketika Anda Sedang Lelah

Para ahli mengatakan mengemudi dalam keadaan mengantuk menjadi penyebab utama lebih dari 20% pada peristiwa kecelakaan yang berakhir dengan kematian di jalan. Sebagian besar kecelakaan berhubungan dengan kelelahan yang terjadi di malam hari dan kelelahan adalah faktor yang mungkin terjadi dalam pada hampir 1/3 kecelakaan kendaraan tunggal di daerah pedesaan. Berikut ini merupakan panduan yang dapat membantu Anda tetap terjaga:

Miliki waktu tidur dengan baik sebelum mengemudi.
Jangan mengemudi lebih dari 8 jam dalam sehari.
Beristirahat secara teratur, misalnya setiap 2 jam sekali.
Apabila Anda berkendara bersama seseorang, buat giliran untuk bergantian mengemudi.
Jangan mengemudi di jam-jam di mana menjadi waktu tidur Anda.
Jika mengantuk, segera parkirkan mobil di tempat aman. Lalu tidurlah minimal 15 menit.
Minumlah yang cukup dan konsumsi camilan yang berenergi.