Cita Ungkap Kejujuran dan Keterbukaan Lewat Karya Musik Terbaru

18 Agustus 2025 – Setelah cukup sukses di ketahui dan di terima dalam rebranding persona dan perpindahan gendre nya melalui  trilogi Titik Tiga. 

Cita Rahayu kembali hadir dengan karya terbaru berjudul “Niscaya Nirkala”, lagu ini adalah lagu pertama yang secara cerita  merupakan Prequel dari lagu lagu trilogi “titik tiga. Dan merupakan sebuah lagu yang menyelami ruang tak berbentuk, tempat  di mana waktu tak lagi menjadi pengikat, dan keberadaan hanya bisa dirasakan lewat kesadaran. 

Read More

“Niscaya Nirkala” bukan sekadar lagu, melainkan ekspedisi sonik ke dalam dimensi yang tak terdefinisikan—ruang antara  realitas dan imajinasi, antara rasa dan intuisi. Dalam karya ini, Cita mengekspresikan pencariannya akan makna di balik waktu,  ruang, dan batas ego manusia. Sebuah kelanjutan alami dari filosofi spiral yang selama ini menuntunnya: koneksi antara alam  semesta, tubuh, emosi, dan jiwa. 

“Aku merasa bahwa dalam keheningan terdalam, kita justru paling terhubung. ‘Nirkala’ artinya melampaui waktu. ‘Niscaya’  adalah keyakinan—bahwa dalam ketakterbatasan itu, ada sesuatu yang pasti terasa. Mungkin bukan logika, tapi getaran,” ujar  Cita. 

Diproduseri kembali oleh Mahardhika Soekarno (suaminya), lagu ini menggabungkan orkestrasi ambient, eksperimen digital,  dan melodi pentatonik Nusantara yang terjalin lembut melalui vokal Cita yang nyaris menyerupai mantra. Komposisi ini  menghadirkan suasana seperti ritual spiritual, seolah mengajak pendengar untuk menutup mata dan memasuki ruang antara,  ruang dalam. 

Dalam “Niscaya Nirkala”, Cita menggunakan format ensambel minimalis, berpadu dengan suara-suara atmosferik dari  synthesizer modular dan lapisan vokal harmonik. Lagu ini terdengar sangat personal namun tetap universal—cocok didengarkan  saat merenung, bermeditasi, atau saat ingin menyelami sisi terdalam diri. 

Lagu ini juga menjadi jembatan menuju fase baru Cita, di mana ia tidak hanya bereksplorasi dalam tema emosional, tetapi juga  filosofis dan spiritual. Karya ini terasa paling jujur dan organik, mencerminkan keterbukaan Cita terhadap pengalaman  manusia yang berbeda-beda, namun memiliki esensi yang sama.

Related posts

Leave a Reply