Jakarta, 15 Agustus 2024 – Setiap tahunnya, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momen perayaan penting yang menggembirakan dan membanggakan bagi masyarakat Indonesia. Kemeriahan dan rasa bangga ini turut dirasakan oleh komunitas TikTok, di mana kreator dari Sabang sampai Merauke datang untuk berbagi budaya dan tradisi di sekitar mereka melalui video pendek dan siaran langsung yang kreatif. Para kreator ini juga aktif mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut melestarikan budaya lewat gerakan yang dibagikan lewat unggahan mereka di TikTok.
Menyambut HUT RI ke-79, TikTok menyorot cerita dari tiga kreator Indonesia—Kiki Nasution, Ayuan Prawida, dan Ni Kadek Astini—dalam perjalanan mereka memanfaatkan TikTok untuk melestarikan budaya dan tradisi Indonesia lewat karya edukatif, kreatif, dan inspiratif. Dalam diskusi virtual bersama media yang digelar pada Rabu (14/8), ketiga kreator ini berbagi tentang misi dan upaya mereka dalam menjaga kekayaan budaya Nusantara agar tetap hidup di tengah masyarakat modern saat ini.
Kiki Nasution: Menyebarkan Pesan Pelestarian Alam dan Budaya
Kiki Nasution, yang dikenal dengan akun TikTok-nya, @sabda.bumi, adalah seorang fotografer dan pembuat film yang gemar berbagi konten dari perjalanannya menelusuri wilayah pedalaman Indonesia. Ia menyoroti nilai-nilai dan keunikan tradisi dari suku-suku pedalaman. Kiki memperkenalkan budaya dari masyarakat yang ia kunjungi serta memacu diskusi positif antara penontonnya. Ia menegaskan, “Mereka [para penonton] merasa adanya kemiripan budaya yang aku tunjukkan di kontenku. Misalnya, ada salah satu konten yang cukup engaging, yaitu proses menuangkan tuak ke tanah. Beberapa warga Bali yang melihat konten tersebut menyampaikan bahwa tradisi itu mirip dengan tradisi mereka. Dari sini, aku melihat ada benang merah dari akar kita, termasuk cara kita menghormati alam dan sistem sosial,” terang Kiki.”
Ayuan Prawida: Memperkenalkan Musik Tradisional Dayak ke Dunia
Ayuan Prawida adalah seorang musisi dan kreator siaran langsung di TikTok LIVE asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang giat mempopulerkan instrumen musik tradisional khas Dayak, Sape melalui akunya @ayuanprawid. Ia memainkan lagu-lagu modern yang familiar di telinga generasi muda melalui siaran langsung di TikTok. Ayuan yang kini memiliki lebih dari 900 ribu pengikut di TikTok, bercerita tentang awal mula ia menggunakan platform tersebut. “Awalnya coba [TikTok] LIVE untuk iseng-iseng saja. Lalu, aku mulai mencoba membangun kepercayaan diri. Antusiasme dan apresiasi dari para penonton ternyata sangat positif. Aku juga bisa ngobrol secara real time bareng mereka dan bisa menjangkau [penonton] lebih luas untuk memperkenalkan alat musik yang aku mainkan. Mereka antusias dengan hal-hal berbau tradisional, yang menunjukkan rasa cinta komunitas TikTok terhadap budaya itu besar.” ujarnya.
Ni Kadek Astini: Membangun Inklusivitas Lewat Tarian Bali
Ni Kadek Astini (@sanggar_pradnya_swari) adalah seorang pengajar tari tradisional Bali sekaligus pemilik Sanggar Pradnya Swari di Jembrana, Bali. Ia berupaya melestarikan tarian Bali dan memberdayakan masyarakat lokal dengan membuka sanggarnya untuk anak-anak penyandang disabilitas secara gratis. Dalam wawancara bersama media, Astini menjelaskan, “Setelah upload video pendek di TikTok, jangkauannya menjadi sangat luas. Banyak sekali warga lokal dari luar Bali dan mancanegara yang ingin tahu tentang budaya kita [Bali]. [Penonton] Dari luar negeri pun bisa melihat apa yang kita ajarkan, apa yang kita sampaikan, sehingga mereka jadi ingin tahu,” jelas Kadek.
Ketiga kreator ini terus menunjukkan bagaimana mereka dapat membawa dampak nyata positif terhadap pelestarian budaya, tradisi, dan nilai-nilai bangsa lewat aksi kolektif mereka di TikTok. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang cerita mereka, ikuti akun TikTok mereka: @sabda.bumi, @ayuanprawid, dan @sanggar_pradnya_swari.