Sinergi Akademisi dan Pelaku Industri di ICMABE 2017

Jakarta, 16 Oktober 2017 – Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di suatu negara tidak hanya dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya, tapi juga dilihat dari seberapa besar peran negara tersebut dalam melakukan penelitian dan inovasi.

“Hal tersebut bertujuan untuk mensinergikan hasil penemuan inovasi dari akademisi dengan para pelaku industri,” kata Direktur Utama IPMI International Business School, Jimmy Gani, saat membuka acara “International Conference on Management, Accounting, Business and Entrepreneurship (ICMABE) 2017” di Kampus IPMI, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.

ICMABE 2017 merupakan konferensi internasional yang akan digelar pada tanggal 15-18 Oktober di Kampus IPMI, Kalibata, Jakarta Selatan. Tujuannya agar pelaku usaha dan akademisi dapat bertukar pikiran dalam satu forum terkait hasil-hasil penelitian mutakhir. Acara ini diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPMI International Business School.

Menurut Jimmy, kolaborasi penelitian menjadi kunci untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Selain itu, kegiatan konferensi ilmiah ini akan mengintensifkan hubungan antara pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, dan masyarakat (quadruple helixs).

Baca juga  Pementasan "Kaya Berwarna" Oleh Titimangsa: Perjalanan Pencarian yang Menginspirasi

Saat ini, lanjutnya, tercatat 192 abstrak riset yang telah lolos seleksi. Adapun konferensi ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari sembilan negara, antara lain Belanda, Cina, India, Japan, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Indonesia.

Untuk diketahui, ICMABE 2017 mengambil tema “Enhancing Sustainable Competitive Advantage Through Research Collaboration”. Acara ICMABE 2017 akan dimulai dengan serangkaian kegiatan pre-conference workshop series pada tanggal 16 Oktober, yang kemudian dilanjutkan dengan acara pokok berupa konferensi pada tanggal 17 Oktober.

ICMABE 2017 merupakan konferensi internasional pertama di Indonesia dalam bidang manajemen, akunting, keuangan, bisnis, dan kewirausahaan. Ini merupakan kerja sama antara Sekolah Tinggi Manajemen IPMI dengan Profesor dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) selaku Chairman dari Academia Society & Industry Alliance (ASIA) Malaysia. IPMI International Business School berperan sebagai penyelenggara konferensi, melakukan promosi, dan mengkoordinir program pre-conference and cultural night. Sedangkan ASIA mempublikasikan semua makalah yang masuk ke jurnal bereputasi internasional (Scopus) setelah melalui proses reviewer. ICMABE direncanakan menjadi suatu kegiatan tahunan yang dapat menjadi acuan bagi perkembangan dunia penelitian di bidang-bidang tersebut.

Baca juga  Festival Nan Jombang Persembahkan "Meretas Jalan Adat": Karya Tari yang Memukau

Acara pre-conference diselenggarakan pada Senin, 16 Oktober 2017. Pre-conference dilakukan di Auditorium Puri Dani Kampus IPMI. Peserta pre-conference mendapatkan pengetahuan terkini dari para professor terkemuka dengan topik: Underlying Concepts and Assumptions for Structural Equation Modeling (SEM), Handling Survival Bias in Business Research, Structural Equation Modeling (SEM) Using Smart PLS, How Big Data Intelligence Liberates Research and Disrupts Current Business as Usual.

Pada Selasa 17 Oktober 2017, ICMABE akan dibuka dengan keynote speech oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo. ICMABE akan ditutup pada tanggal 17 Oktober 2017 dengan suatu acara dinner dan cultural night. Rangkaian acara cultural night akan menampilkan berbagai fragmen budaya dari negara-negara para peserta.

Baca juga  UNEXPECTED REUNION: Pameran Seni yang Mengesankan di Surabaya

Virtual conference juga diselenggarakan sebagai bagian dari acara konferensi. Virtual conference tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2017 dengan memanfaatkan berbagai teknologi mutakhir audio visual dan telekomunikasi, dan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para peserta yang tidak dapat hadir secara fisik.

ICMABE 2017 terselenggara berkat dukungan PT Sriboga Raturaya, PT Sriboga Flour Mill, Pizza Hut, dan PT Mitrapacific Consulindo International. Dukungan tersebut merupakan pengakuan dunia bisnis akan pentingnya hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan secara nyata untuk meningkatkan daya saing bangsa yang berkelanjutan.