Dr. Liang Hua, Direktur Utama Huawei, mengungkapkan informasi tersebut saat Huawei 2023 Sustainability Forum dengan tema “Thriving Together with Tech: Realizing Sustainable Development.” Acara ini turut menghadirkan tokoh seperti Doreen Bogdan-Martin, Sekretaris Jenderal ITU; Jeffrey Sachs, Presiden UN Sustainable Development Solutions Network; serta perwakilan lembaga kementerian dan regulator telekomunikasi dari Pakistan dan Ghana.
Menurut Dr. Liang, infrastruktur digital generasi mendatang memiliki peran krusial dalam kemajuan sosial-ekonomi. Dia menekankan pentingnya infrastruktur digital dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi seluruh warga serta peran komputasi sebagai motor utama dalam perekonomian digital.
Sekretaris Jenderal ITU, Doreen Bogdan-Martin, menggarisbawahi pentingnya memajukan teknologi seiring dengan pembangunan berkelanjutan. Huawei juga menghadirkan ITU Generation Connect Young Leadership Programme sebagai bagian dari kemitraan dengan ITU untuk mendukung talenta digital dan inklusi global.
Program fellowship ini akan membuka pendaftaran untuk 30 pemimpin muda berusia 18-28 tahun dari seluruh dunia. Mereka akan mendapatkan dukungan finansial, bimbingan dari ahli ITU dan Huawei, serta kesempatan untuk berkontribusi dalam proyek-proyek untuk kemajuan teknologi digital.
Jeff Wang, Ketua Public Affairs and Communications Department Huawei, menyatakan kebanggaannya atas partisipasi dalam proyek yang berdampak dalam inklusi digital global. Dukungan ITU dan Huawei ini diharapkan dapat menjadi peluang pembelajaran bagi generasi muda yang ingin menjadi pemimpin masa depan di ranah digital.
Kemitraan antara ITU dan Huawei dalam Koalisi Digital P2C bertujuan mendukung konektivitas dan transformasi digital global, terutama bagi warga di daerah terpencil. Huawei menandatangani komitmen global untuk memberikan konektivitas bagi 120 juta orang di daerah terpencil di lebih dari 80 negara pada tahun 2025. Hingga kini, Huawei telah memberikan 2.066 kesempatan pelatihan di negara mitra P2C pertama ITU, seperti Kamboja, dengan kolaborasi bersama kementerian dan universitas setempat.