
Solo, 12 Juni 2025 — Kota Solo kembali bersiap menjadi tuan rumah perhelatan budaya tahunan, Festival Payung Indonesia (FESPIN) XII, yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 5 hingga 7 September 2025. Lokasi acara akan berpusat di Taman Balekambang, salah satu ruang terbuka hijau ikonik di kota tersebut.
Tema Tahun Ini: “Catra Panji”
Pada penyelenggaraan tahun ke-12 ini, FESPIN mengangkat tema “Catra Panji”, yang merujuk pada cerita rakyat klasik dari Nusantara, yakni kisah Panji. Tema ini menyoroti warisan budaya dari masa Kerajaan Kediri yang berkembang pada abad ke-12 Masehi dan telah menjadi bagian penting dari tradisi lisan serta kesusastraan Jawa.
Kisah Panji sendiri dikenal sebagai narasi yang menggambarkan tokoh, peristiwa sejarah, serta nilai-nilai kebudayaan Jawa Timur. Cerita ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak dongeng populer di Indonesia, seperti Keong Emas, Cindelaras, dan Ande-Ande Lumut, yang terus diwariskan lintas generasi.
Ekspresi Seni yang Beragam
FESPIN XII tahun ini akan menampilkan berbagai bentuk seni yang terinspirasi dari kisah Panji. Cerita tersebut telah lama menjadi bahan eksplorasi bagi para seniman dalam berbagai bidang, mulai dari karya sastra, seni rupa, hingga seni pertunjukan tradisional. Dengan pendekatan ini, FESPIN tidak hanya menjadi ajang pertunjukan, tetapi juga ruang interpretasi ulang terhadap nilai-nilai budaya lokal melalui medium seni.
Lokasi Strategis di Ruang Terbuka Hijau
Pemilihan Taman Balekambang sebagai lokasi acara menunjukkan konsistensi FESPIN dalam menggabungkan elemen budaya dan lingkungan. Ruang publik ini dianggap representatif untuk menampung berbagai aktivitas seni sekaligus memberikan pengalaman interaktif bagi para pengunjung. Selain itu, lokasi ini juga memiliki nilai historis dan kultural tersendiri bagi masyarakat Solo.
Bukan Sekadar Perayaan Budaya
FESPIN lebih dari sekadar festival; ia merefleksikan dinamika pelestarian budaya yang hidup dan terus mengalami pembaruan.
Masyarakat umum, seniman, serta pengamat budaya diundang untuk memperhatikan bagaimana narasi-narasi lokal seperti Panji dihidupkan kembali dalam konteks kekinian, tanpa mengabaikan akar tradisinya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai susunan acara, partisipasi seniman, atau detail logistik lainnya, publik dapat mengunjungi kanal media sosial resmi penyelenggara atau situs web Festival Payung Indonesia.