BSI Maslahat Wujudkan Harapan Kehidupan Sehat melalui Layanan  Kesehatan 

12 November 2025 – Tema SDGs Poin Tiga tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good health and well-being),  bertujuan untuk “Memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi  semua orang di segala usia.” Menurut WHO kesehatan adalah suatu keadaan sehat baik secara  fisik, mental, spiritual atau sosial bagi seseorang untuk hidup yang memiliki hak kesehatan.  Hak kesehatan adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh negara untuk menjalankan  program-program yang akan diberikan kepada masyarakat. Program-program tersebut  diperlukan untuk menciptakan suatu kondisi yang menunjang kehidupan masyarakat dan  mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang layak. 

Tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, Dr. Cipto Mangunkusumo mengatakan,  “Kesehatan adalah bagian tak terpisahkan dari kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat.”  Kesehatan tidak hanya dilihat dari perspektif material saja, tetapi juga harus melibatkan  perspektif spiritual karena faktanya manusia terdiri dari dua unsur, yakni jasmani dan rohani.  

Read More

Dibalik keyakinan untuk hidup sehat, fasilitas yang mendukung kesehatan dan negara yang  konsisten menjaga kesehatan rakyatnya, akan menuai pertumbuhan ekonomi yang stabil.  Pemahaman tersebut tertuang dalam wujud nyata BSI Maslahat dalam menjalankan program  kesehatan untuk memenuhi SDGs poin tiga melalui Pilar Simpati Umat.  

Implementasi Program Kesehatan BSI Maslahat 

Pilar Simpati Umat berisikan program penguatan umat untuk solusi masalah sosial yang  dihadirkan dengan cepat. Pilar ini meliputi Bantuan Mobil Musholla, Program Charity, Healthy  Mobile Care, Warteg Mobile dan Ambulance, serta Disaster Care. Melalui Pilar ini, BSI Maslahat  hadirkan program layanan kesehatan, untuk mewujudkan harapan penerima manfaat di  seluruh Indonesia sehingga mendapatkan fasilitas kesehatan yang baik.  

Pada tahun 2025 dari Januari hingga September, penyaluran BSI Maslahat dalam Program  Kesehatan sebesar Rp6,3 miliar rupiah yang menjangkau 23,4 ribu Penerima Manfaat di  berbagai wilayah Indonesia. Para penerima manfaat tidak hanya mendapat layanan kesehatan  awal, tetapi juga mendapat akses berkelanjutan untuk pemulihan dan pendampingan. Melalui  proses tersebut, BSI Maslahat tunjukkan wujud nyata demi kepedulian kesehatan masyarakat  seluruh Indonesia.  

Wujud Nyata Bantuan Kesehatan untuk Ahlun 

BSI Maslahat hadir berikan harapan lewat bantuan biaya operasi dan pengobatan untuk Ahlun, pemuda asal Bengkulu yang berjuang melawan penyakit kelainan jantung. Operasi ini harus  segera dilakukan untuk mengurangi segala risiko kesehatan. 

Ahlun Nazzar (20) mengalami penyakit jantung sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Awalnya,  Ahlun didiagnosis sakit paru-paru sejak kelas 2 SD. Namun, ketika kelas 6 SD, kondisi Ahlun  kian memburuk dan harus masuk ke ruang ICU. Ahlun mengalami demam tinggi, muncul bintik  merah di kulit, hingga pembengkakan. Pembengkakan yang dialami Ahlun disebabkan karena  keluarnya cairan dari katup jantung yang bocor dan mengalir ke bagian perut dan kaki. Sejak  saat itu, Ahlun menjalani perawatan berulang di rumah sakit hingga terpaksa putus sekolah,  dan dinyatakan positif rematik jantung.  

Karena kondisi Ahlun yang terus memburuk dan keterbatasan fasilitas rumah sakit di  Bengkulu, dokter menyarankan agar Ahlun dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta.  Biaya pengobatan Ahlun yang besar menjadi kendala, karena sang ayah hanya bekerja  serabutan dan dibayar saat ada pekerjaan. Meski terkendala ekonomi, Ahlun tak pernah  menyerah untuk terus memotivasi diri agar sembuh dan kembali menjalani hidup yang sehat  seperti sedia kala.  

Selama pengobatan, Ahlun tinggal sementara di Rumah Singgah Pemda Bengkulu bersama  ibunya. Ahlun menjalani pengobatan intensif di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita,  hingga akhirnya terdiagnosis mengalami kelainan jantung. Pembengkakan pada Ahlun  perlahan kempis karena hasil dari obat yang dikonsumsinya. Namun, Ahlun tetap harus  menjalani operasi pemasangan tiga katup jantung. Tindakan ini harus dilakukan bersamaan  demi mencegah risiko besar, yaitu operasi penyembuhan katup jantung dan menangani  komplikasi lain akibat penumpukan cairan. 

Ahlun bertutur kalau penyakit yang dialaminya membuat tubuhnya mudah lelah dan sulit  beraktivitas. “Saya gak bisa jalan jauh. Naik tangga pun cuma kuat satu atau dua anak tangga,  terus harus berhenti dulu buat ambil napas karena sesak.” ucap Ahlun.  

Tidak hanya itu, Ahlun sering mengalami sensasi seperti hendak pingsan, dada berdebar, dan  sulit tidur. Ia juga sering merasakan kram dan mual. Beberapa kali ia bahkan harus segera  dibawa ke rumah sakit pada tengah malam karena kondisinya yang memburuk. 

Ibu Sri, ibunda Ahlun mengaku sempat putus asa ketika belum mendapatkan bantuan.  “Alhamdulillah, gak nyangka bisa dibantu dengan biaya pengobatan yang besar. Senang dan  bersyukur karena kita sudah lama mencari bantuan operasi kesana-sini.” ucap Ibu Sri.  

Ibu Sri berterima kasih kepada para donatur BSI Maslahat atas bantuan layanan operasi yang  disalurkan kepada Ahlun. Ia berharap, bantuan layanan operasi yang diberi menjadi jalan bagi  Ahlun untuk sembuh dan kembali menjalani hidup yang sehat seperti sedia kala.  

“Dengan adanya bantuan layanan operasi ini, saya semakin yakin bisa sembuh. Saya berharap  dapat menjalani hidup yang sehat dan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri untuk masa  depan yang lebih baik.” ujar Ahlun. 

Di tengah keterbatasan ekonomi dan tubuh yang melemah, Ahlun tetap menggenggam  harapan untuk sembuh. Ketika hidup terasa berat, ia memilih untuk percaya, bahwa dengan dukungan yang datang bukan hanya menyelamatkan tubuhnya, tetapi juga menghidupkan  kembali mimpinya.

Related posts

Leave a Reply