Gambaran Umum
- Prospek Ekonomi
- DBS Macro Research memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil mencapai rata-rata 5,0 persen yoy pada 2024
- Permintaan domestik akan menjadi pengimbang utama terhadap kinerja perdagangan yang turun
- Investasi akan menjadi prioritas utama pemerintah yang segera berakhir
- Pengeluaran untuk personalia (kenaikan gaji aparatur sipil negara), bantuan sosial (program khusus yang diperpanjang), dan infrastruktur (untuk menyelesaikan proyek berjalan) meningkat
- Kinerja ekspor-impor akan terus diliputi ketidakpastian karena harga komoditas rendah dan kapasitas cadangan di Tiongkok.
- Pemilu pada Februari telah usai, yang menjadi pertanda baik untuk stabilitas politik dan kesinambungan kebijakan. Rencana terkait pengeluaran untuk kesejahteraan masyarakat dapat meningkatkan defisit fiskal pada 2025
- Risiko: Pertumbuhan global membaik, tetapi koreksi harga komoditas dan geopolitik menjadi tantangan; skenario terburuk: pertumbuhan 4,7 persen
- Minat Investasi Asing (FDI) di industri hilir Indonesia sangat kuat. Sektor baterai kendaraan listrik berusaha bersaing dalam menghadapi berbagai alternatif
- Kemajuan pembangunan ibu kota baru (IKN) terus dipantau. Menurut rencana, beberapa bagian Nusantara akan diresmikan saat perayaan Hari Kemerdekaan pada Agustus.
- Inflasi dan kebijakan
- Inflasi pada paruh pertama 2024 akan tetap tinggi, di atas 3 persen, karena kenaikan harga makanan di hari Raya, sebelum stabil di kisaran 2,5-3,0 persen pada paruh kedua tahun ini
- Pengendalian harga dan ketiadaan kenaikan harga BBM akan menjaga inflasi secara keseluruhan dalam target inflasi baru sebesar 1,5-3,5 persen pada tahun ini
- Kekuatan dolar dan penundaan ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS (dan isyarat domestik kurang baik) menyebabkan pelemahan rupiah, sehingga menarik intervensi aktif
- Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga jangka pendek tetap tinggi untuk menarik arus masuk, memperkenalkan instrumen baru
- Setelah kenaikan 25bp pada April, BI kemungkinan tetap mempertahankan suku bunga acuan selama sisa tahun ini
- Stabilitas makro
- Rencana pengeluaran pemerintah mendatang, pemilihan waktu terkait kenaikan tarif PPN, dan belanja sosial lebih tinggi akan membuat defisit fiskal kembali melewati -2 persen dari PDB tahun ini dan tahun depan
- Neraca transaksi berjalan diperkirakan tetap merah (-1,5 persen dari PDB) karena perlambatan ekspor barang dan kenaikan impor, tetapi pada tingkat terkendali
- Utang luar negeri jangka panjang: Akhir-23: 24,6 persen dari PDB
- Utang luar negeri jangka pendek: Akhir-23: 5 persen dari PDB
Pertumbuhan PDB 1Q24 – riil (disesuaikan dengan inflasi)
- Perekonomian Indonesia tumbuh 5,1 persen yoy pada kuartal pertama 2024, sesuai dengan ekspektasi DBS Macro Research, dan relatif stabil dari rata-rata 2023. Produksi mengalami kontraksi -0,8 persen secara triwulanan, sejalan dengan tren sebelumnya.
- Pendorong utamanya adalah peningkatan pengeluaran pemerintah dan pengeluaran terkait kampanye, sementara investasi melambat menjelang Pemilu. Perdagangan menjadi hambatan utama pertumbuhan PDB riil.
- Konsumsi sekitar 10 persen di atas tingkat prapandemi, lebih lambat dari kenaikan 13 persen dalam pertumbuhan PDB riil
- Dengan kuartal kedua yang kemungkinan besar akan diuntungkan oleh kenaikan musiman, DBS Macro Research mempertahankan perkiraan setahun penuh sebesar 5 persen untuk tahun ini
Rincian
- Pengeluaran
- Konsumsi akhir menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi, meningkat tajam 6,6 persen yoy dari rata-rata 4,7 persen pada 2023. Sementara konsumsi rumah tangga stabil di angka 4,9 persen yoy, permintaan pemerintah naik tajam 20 persen yoy, ditambah dengan lembaga nirlaba menyediakan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga (termasuk partai politik), yang naik 24,3 persen karena pengeluaran prapemilu.
- Pertumbuhan investasi melambat menjadi 3,8 persen yoy dari rata-rata 5 persen pada tahun lalu, sementara ekspor neto menjadi negatif.
- Kontribusi total konsumsi (dipimpin GCE) cukup tinggi, sebesar 4 persen, terkuat dalam lebih dari satu dasawarsa terakhir, sementara investasi dan perdagangan turun (ekspor neto memangkas -0,2 persen dari pertumbuhan).
- Permintaan sebelum hari raya, skema sosial (termasuk bantuan beras dan pembagian BLT kepada rumah tangga yang membutuhkan), penyesuaian gaji ASN (kenaikan 8 persen), pencairan gaji ke-13, dan pengeluaran kampanye kemungkinan besar menjadi penyebab kenaikan tersebut. Investasi pada awal gagal memberikan peningkatan berarti pada segmen ini, sementara ekspor barang melambat.
- Industri
- Secara keseluruhan, peningkatan didorong oleh sektor nonpertanian. Subsegmen utama manufaktur dan Perdagangan Grosir dan Eceran-Perbaikan Kendaraan Bermotor dan Sepeda Motor masing-masing naik 4,1 persen dan 4,6 persen.
Perkiraan
- Pertumbuhan PDB Indonesia mengawali tahun ini dengan penuh harapan. DBS Macro Research memperkirakan pertumbuhan kuartal kedua diuntungkan oleh musim liburan terkait perayaan, yang mendukung perkiraan pertumbuhan setahun penuh, yakni sebesar 5 persen.
- Pertumbuhan stabil memberikan ruang bagi BI untuk tetap teguh dalam mengelola stabilitas harga dan rupiah. Setelah kenaikan suku bunga pada April, sementara kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut masih ada, kerangka kerja untuk tindakan perbaikan cepat dapat mencakup intervensi yang disterilkan (pembelian atau penjualan mata uang asing untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang lokal tanpa mengubah nilai mata uang beredar atau nilai cadangan bank sentral), pembelian obligasi, menarik arus masuk melalui surat utang berjangka waktu kurang dari setahun, dan meminta perusahaan BUMN untuk mengoptimalkan/menghentikan pembelian dolar dalam jumlah besar.
- Intervensi kuat telah menurunkan cadangan devisa sebesar $6 miliar pada kuartal pertama 2024, setelah naik $9 miliar pada 2023. Bias untuk mempertahankan suku bunga operasi pasar terbuka jangka pendek tetap tinggi untuk menarik aliran dana asing juga akan terus berlanjut, dengan imbal hasil SRBI meningkat sejak Februari 2024 dan jauh lebih tinggi daripada suku bunga yang ditawarkan saat instrumen itu diperkenalkan pada September 2023.
- DBS Macro Research memprediksi penurunan suku bunga acuan BI baru akan terjadi di 2025.
Data penting lain
Tentang DBS
DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 19 negara. Berkantor pusat dan terdaftar di Singapura. DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit “AA-” dan “Aa1” DBS termasuk yang tertinggi di dunia.
Dikenal dengan kepemimpinan globalnya, DBS dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Global Finance, “World’s Best Bank” oleh Euromoney dan “Global Bank of the Year” oleh The Banker. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney dan “Most Innovative in Digital Banking” di dunia oleh The Banker. Selain itu, DBS mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia“ dari Global Finance selama 15 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2023. Selain itu, DBS Indonesia termasuk peringkat dua teratas sebagai World’s Best Bank di Indonesia untuk tiga tahun berturut-turut dari 2020 hingga 2022.
Didirikan pada tahun 1989 sebagai bagian dari DBS Group yang berbasis di Singapura, PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) merupakan salah satu bank dengan sejarah terpanjang di Asia. Beroperasi di 1 Kantor Pusat, 13 Kantor Cabang, 16 Kantor Cabang Pembantu, dan 4 Kantor Fungsional serta 3.011 karyawan aktif di 15 kota besar di Indonesia, Bank DBS Indonesia menyediakan layanan perbankan menyeluruh bagi seluruh nasabah di segmen perbankan korporasi, UKM, dan konsumen yang berfokus pada pengalaman nasabah untuk ‘Live more, Bank less’. Bank DBS Indonesia pun memiliki tujuan positif yang melampaui perbankan dan berkomitmen untuk mendukung nasabah, karyawan, dan masyarakat menuju masa depan yang berkelanjutan.
PT Bank DBS Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
DBS berkomitmen untuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan nasabah karena memikirkan cara Asia dan memahami kerumitan melakukan bisnis di pasar yang paling dinamis di wilayah ini. Melalui DBS Foundation, bank menciptakan dampak positif yang lebih dari sekadar perbankan melalui dukungan kepada wirausaha sosial: bisnis yang berfokus menyeimbangkan profit serta dampak sosial dan/atau lingkungan. DBS Foundation juga berkontribusi kepada masyarakat dalam berbagai hal, termasuk mempersiapkan masyarakat dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan dan membangun ketahanan pangan.
Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir menarik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.