Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Irine Yusiana Roba Putri memaparkan sebuah fakta bahwa hampir setengah populasi dunia adalah perempuan. Meski begitu, perempuan hingga saat ini masih mengalami diskriminasi, pengesampingan, dan peminggiran serta mengalami kesulitan untuk memenuhi hak-hak dasar mereka mereka dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan sosial.
Hal tersebut, disampaikan Irine saat memimpin Roundtable Discussion dengan tema ‘Generating Commitments To Build Forward’, secara hybrid dan luring di Tangerang, Banten, Selasa (8/6/2021). “Saat ini, angka partisipasi perempuan ini mungkin mengalami kemunduran sebagai akibat dari adanya krisis kesehatan dunia yang disebabkan oleh parahnya dampak dari Covid-19. Covid-19 telah mengungkap dan memperdalam ketidaksetaraan gender,” ungkap Irine.
“Pada gilirannya, ketidaksetaraan akses perempuan khususnya terhadap kekuasaan politik dan sumber daya ekonomi telah memperparah dampak krisis ini terhadap masyarakat dan perekonomian, sehingga mendesak pembangunan kembali dengan cara yang lebih tangguh dan setara,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Irine sampaikan penelitian menunjukkan bahwa banyaknya perempuan yang memegang kekuasaan di bidang politik dan ekonomi akan menjadikan kesetaraan gender, kesejahteraan sosial, dan lingkungan sebagai inti dari tiap pertimbangan kebijakan.
“Untuk tujuan tersebut, parlemen memiliki peran utama dalam mendorong sebuah agenda yang kuat bagi kesetaraan gender melalui penguatan partisipasi perempuan dalam bidang politik dan ekonomi,” ujarnya“Melalui kerja sama dan kolaborasi yang sangat baik dengan Para Pemimpin Politik Perempuan (WPL), anggota parlemen perempuan Indonesia mengemban tanggung jawab penuh untuk mewujudkan tercapainya kesetaraan gender,” tegas Irine.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir (F-PAN), Anggota BKSAP DPR RI Rachel Maryam, R. Wulansari, Katherin Angela Oendoen (F-Gerindra), Arzeti Bilbina (F-PKB), serta Ema Umiyyatul Chusnah (F-PPP). (skr/es)