Universitas Pertamina Beri Dukungan Inovasi Bidang EBT

Jakarta, 16 Maret 2021 – Pada tahun 2020 capaian bauran EBT baru mencapai 11,51%, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimis angka tersebut akan naik menjadi 23% pada tahun 2025 mendatang. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengejar target ini adalah dengan meningkatkan jumlah inovator dan entrepreneur di bidang EBT.

Mendukung hal tersebut, kampus energi dan bisnis Universitas Pertamina (UP) terus mendorong inovasi EBT. Salah satunya melalui kerja sama penelitian dengan Innovation and New Venture (INV), PT Pertamina (Persero) terkait metode LFPS untuk mendeteksi keberadaan fluida pada reservoir geothermal. Kerja sama riset ini melibatkan beberapa dosen UP yakni Sandy Kurniawan, Agus Abdullah, dan Dicky Ahmad Zaky, serta beberapa mahasiswa UP dari program studi Teknik Geofisika.

Read More

Erwin Fernanda, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam proyek tersebut mengatakan bahwa penelitian ini membantunya memahami pembelajaran yang ia dapatkan di kelas, khususnya dalam bidang seismologi. “Saya berterima kasih kepada universitas karena telah memberikan kesempatan untuk meningkatkan hard skill saya sehingga kedepan saya yakin akan cepat beradaptasi dengan dunia kerja,” imbuhnya.

Rektor UP, Prof. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, Ph.D. dalam wawancara daring, Selasa (16/03) menambahkan bahwa melalui kedekatan UP dengan industri energi, mahasiswa dibekali dengan pengalaman belajar di laboratorium yang lebih nyata, yakni lokasi proyek. “Saat ini, Universitas Pertamina telah memiliki mata kuliah wajib Pengantar Teknologi dan Bisnis Energi. Praktiknya, bisa dilakukan di Center of Excellence bidang EBT,” lanjutnya.

Dalam hal pengembangan EBT, Prof Wirat menambahkan, sejak tahun 2016 Universitas Pertamina telah memasang 100 unit panel surya yang menghasilkan 10 kilowatt per-peak. Dan dua buah wind turbine yang menghasilkan 200 watt per-peak. Kedua alat ini diletakkan di atap Gedung Griya Legita dan telah mengakomodir kebutuhan listrik di gedung.

Selain itu, dengan komposisi tenaga pendidik dari akademisi maupun praktisi yang berlatar belakang industri, Universitas Pertamina juga mendorong peningkatan penelitian terapan hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa. Menurut Prof Wirat, hal ini dilakukan agar mahasiswa lebih siap terjun ke dunia kerja nantinya.

“Pengembangan EBT pasti membuka peluang serapan tenaga kerja yang cukup besar. Oleh karenanya, kami akan mempersiapkan lulusan yang tidak hanya pandai secara keilmuan namun juga fasih dalam hal praktis,” sambungnya.

Bekerja sama dengan  Pertamina Foundation sebagai badan penyelenggara, UP juga telah secara proaktif menggaungkan EBT. Salah satunya, melalui kompetisi Pertamina Sobat Bumi, menghasilkan tiga tim dengan proyek EBT yang memperoleh dana pengembangan proyek sebesar 500 juta rupiah.

Agus Mashud Asngari, President Director Pertamina Foundation mengatakan, kompetisi ini bertujuan menghimpun hasil riset dan praktik-praktik energi alternatif yang implementatif untuk penyediaan energi di daerah tertinggal, terdepan dan terluar. “Dengan fokus pada pengembangan EBT, Pertamina Foundation dan UP sebagai bagian dari ekosistem Pertamina Grup akan turut serta memenuhi SDGs Goal point 4 yaitu Quality Education yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan, dan SDGs Goal point 7 yaitu Affordable & Clean Energy,” imbuhnya.

Bagi para generasi muda dari seluruh Indonesia yang tertarik pada pengembangan teknologi dan bisnis di sektor energi, dapat bergabung dengan Universitas Pertamina melalui pendaftaran Seleksi Nilai Rapor Tahun Akademik 2021/2022. Pendaftaran telah dibuka sejak tanggal 17 Februari hingga 21 Maret 2021 esok.

Seleksi ini merupakan seleksi tanpa tes. Siswa-siswi dapat memilih empat program studi yang ada di Universitas Pertamina, disesuaikan dengan kelompok ujian dan latar belakang pendidikan SMA/SMK/sederajat yang tengah ditempuh.

 

Related posts

Leave a Reply