Surabaya, 2 Maret 2021 – Di tengah merebaknya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tetap bersama berkomitmen menyelesaikan pembangunan infrastruktur dalam rangka menjaga keberlanjutan kegiatan ekonomi.
Dalam mendukung hal tersebut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR, sebagai wadah pengembangan SDM, giat melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi dengan metode pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) dengan mengikuti langkah pencegahan COVID-19 yang telah dilaksanakan Kementerian PUPR salah satunya merujuk kepada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 15/SE/M/2020 tentang Penegakan Protokol Kesehatan dan Keselamatan dalam Adaptasi Kebiasaan Baru di Kementerian PUPR serta ditindaklanjuti dengan SE Kepala BPSDM No. 02/SE/KM/2020 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
BPSDM melalui Pusat Pengembangan Kompetensi SDA dan Permukiman menyelenggarakan dua pelatihan sekaligus, yakni Pelatihan Pendampingan Penyusunan Feasibility Study (FS) dan Land Acquisition and Resettlement Plan (LARP) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional serta Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Pengamat diselenggarakan di Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah VI Surabaya.
Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman, Ruhban Ruzziyatno, dalam sambutannya melalui konferensi video Selasa (2/3) mengatakan, dalam upaya percepatan pemenuhan target 100% akses aman air minum, berbagai langkah percepatan terus ditempuh salah satunya Kegiatan Accelerating Infrastructure Delivery Through Better Engineering Services Project (ESP) yang didanai melalui Loan ADB No. 3455-INO adalah salah satu upaya percepatan persiapan proyek di Kementerian PUPR.
“Kegiatan ESP ini adalah salah satu upaya percepatan persiapan proyek di Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2014-2019 dan 2020-2024, melalui penyusunan dokumen FS, DED, AMDAL, dan LARP untuk mendukung implementasi pembangunan infrastruktur sektor air minum di Indonesia,” tegas Ruhban.
Di lain sisi, terkait dengan Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi, Ruhban juga mengatakan latar belakang diadakannya pelatihan tersebut mengingat kedaulatan pangan yang digalakkan Pemerintah yang sangat ditentukan oleh peningkatan produksi padi. Peningkatan produksi padi sangat ditentukan oleh pengelolaan irigas nya. Dengan pengelolaan irigasi yang baik, masa tanam padi bisa meningkat hingga 3 kali dalam setahun.
“Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan irigasi yang efisien dan efektif serta dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat petani, pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan mengoptimalkan pembagian air secara tepat waktu dan tepat jumlah. Selain itu, kelayakan jaringan irigasi juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan air irigasi,” imbuh Ruhban.
Ruhban menambahkan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar fungsi pelayanan irigasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk menunjang usaha-usaha sektor pertanian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu penting, karena kinerja operasi dan pemeliharaan (OP) sistem irigasi seringkali tidak berjalan dengan baik, khususnya pada saluran tersier.
Pelatihan Pendampingan Penyusunan Feasibility Study (FS) dan Land Acquisition and Resettlement Plan (LARP) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional dilaksanakan secara distance learning mulai tanggal 01 – 10 Maret 2021 dan kurikulum Pelatihan Pendampingan Penyusunan FS dan LARP SPAM Regional diprogramkan 62 JP jam pelajaran 45 menit. Adapun Peserta pelatihan diikuti sebanyak 39 orang yang berasal dari Tim Teknis Pusat Ditjen CK, Tim Teknis Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dari Sumatera Barang, Kaltim dan Gorontalo termasuk PDAM
Sedangkan kurikulum Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Pengamat Pelatihan Operasi dan Pemeliharan Irigasi Tingkat Pengamat diprogram selama 51 Jam Pelajaran 45 menit dengan jumlah peserta pelatihan 17 orang. (Kompu BPSDM)