Jakarta, Kemendikbud — Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Jusuf Kalla, didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, membuka secara resmi penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia (KBI) ke-XI, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (29/10/2018). KBI yang berlangsung pada tanggal 28-31 Oktober 2018, mengangkat tema “Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia”.
Dalam sambutannya saat membuka KBI ke-XI, Wapres mengajak seluruh masyarakat untuk bangga menggunakan bahasa Indonesia.“Kita bersyukur bahwa bangsa kita yang besar ini bahasa resminya hanya satu yakni bahasa Indonesia,” ungkap Wapres Jusuf Kalla, saat menyapa 250 orang perwakilan peserta KBI ke-XI.
Wapres mengemukakan, cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau, walaupun bahasa tersebut bukan menjadi bahasa terbesar penggunanya ketika para pemuda Indonesia mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. “Semua itu memberikan rasa bangga dan rasa terima kasih kita kepada para pendiri bangsa yang telah mengusulkan dan menyetujui penggunaan bahasa Melayu Riau yang dipakai sebagai bahasa negara,” tutur Wapres Jusuf Kalla.
Dalam hal penggunaannya, Wapres Jusuf Kalla mengatakan Bahasa Indonesia merupakan bahasa ketiga atau keempat yang paling banyak dipakai di dunia. “Menjadi kekuatan kita bahasa Indonesia menggunakan huruf lantin. Di Asia ini hanya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina yang menggunakan huruf latin, sehingga dapat memudahkan kita dalam berorientasi dengan bahasa-bahasa lainnya. Karena itulah kita menggunakan bahasa yang lebih praktis,” jelas Wapres Jusuf Kalla.
Wapres Jusuf Kalla berharap bahasa Indonesia dapat terus dikembangkan lagi kosa katanya dengan mengikuti perkembangan zaman. “Mudah-mudahan Kongres Bahasa Indonesia ini dapat memberikan kemajuan dan pencerahan kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan bahasa Indonesia baku tetapi tetap moderen dan mengikuti perkembangan zamannya,” pesan Wapres Jusuf Kalla.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, dalam laporannya mengatakan, Kongres Bahasa Indonesia XI dilaksanakan, selain membicarakan pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra di tanah air, juga membicarakan tentang penegakan peraturan kebahasaan serta perlindungan bahasa dan sastra daerah yang menjadi kekayaan bangsa dan identitas utama kebinnekaan suku bangsa yang tidak boleh punah.
“Kongres ini diikuti 1.031 peserta, termasuk peserta asing yang datang dari 12 negara sahabat. Kehadiran peserta asing juga sebagai representasi program internasionalisasi bahasa Indonesia ke manca negara yang sedang berjalan,” jelas Mendikbud.
Tema yang diangkat dalam pelaksanaan KBI tersebut, kata Mendikbud, menggambarkan kondisi bahasa di tanah air, secara khusus di ruang publik, yang semakin dipenuhi oleh penggunaan bahasa asing yang tidak pada tempatnya. “Ruang publik adalah representasi kehadiran negara melalui bahasa negara, dan bahasa Indonesia harus menjadi tuan rumah di negaranya sendiri,” ujar Mendikbud.
Pada pelaksanaan kongres bahasa tahun ini, Mendikbud menjelaskan, juga dilakukan peluncuran produk-produk kebahasaan dan kesastraan, yakni KBBI Braille, kamus-kamus vokasi, bahasa dan peta bahasa di Indonesia edisi 2018, Korpus Indonesia, UKBI dan BIPA daring, dan beberapa produk unggulan kemendikbud lainnya. Selain itu, pada kongres ini diserahkan pula penghargaan kebahasaan dan kesastraan serta penghargaan kepada Adibahasa kepada tiga gubernur yang dianggap memberikan perhatian dan kepedulian pada penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara di ruang publik. Penghargaan Adibahasa ini diberikan lima tahun sekali.