UPH Raih piala Bronze Kategori Baru Gede di ajang Citra Pariwara 2018

Bagi para mahasiswa di bidang periklanan memenangkan suatu lomba advertising merupakan sebuah kesempatan emas. Hal ini dikarenakan lomba periklanan merupakan sebuah ajang bagi para advertising agency lokal sampai multinasional mencari bibit – bibit kreatif. Khususnya dalam  ajang paling bergengsi seperti Citra Pariwara.

Tahun 2018, ajang Citra Pariwara berhasil menerima ratusan karya iklan terbaik dari seluruh Indonesia, yang diselenggarakan oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI). Khusus bagi kategori mahasiswa, penghargaan ini disebut ‘Baru Gede’(BG) award, dimana kompetisi ini bertujuan mengukur tingkat kreativitas para mahasiswa.

 

Tercatat untuk tahun ini, mahasiswa UPH Ilmu Komunikasi, Juan Ferdinand dan Firtiza Octalia Eddy berhasil membawa piala bronze kategori ‘Baru Gede Award’ di antara 73 entries universitas se-Indonesia. Juan menceritakan bahwa ini bukanlah sesuatu yang mudah, sebab banyak finalis lain yang lebih berbakat dan bahkan setidaknya mempunyai pengalaman magang di sebuah advertising agency. Apalagi saat lomba berbarengan dengan waktu proses pengerjaan dan pengumpulan skripsi.  Meskipun berkeputusan mengikuti lomba dan mendapatkan ‘brief soal’ dari panitia dalam waktu singkat, Juan dan Firtiza tetap memprioritaskan skripsi mereka. Alhasil waktu untuk brainstorming dan finalisasi konsep dan ide iklan hanya tersisa 4 jam. Namun karya iklan mereka yang berjudul ‘Awas Kena Azab’ berhasil menarik perhatian juri dan dinobatkan sebagai juara ke-3.

Baca juga  Lion Air Group Menjalankan Proses Sterilisasi Pesawat - Komitmen Aspek Keselamatan dan Keamanan Penerbangan

To be the finalist is already something for me, but to be the winner is something that I didn’t expect,” tandas Juan.

 

‘Awas Kena Azab’merupakan sebuah kampanye iklan dari persoalan banyaknya isu negatif tentang vaksin di Indonesia. Juan menjelaskan, target advertising campign  dengan konsep Awas Kena Azab ini diperuntukkan bagi kalangan menengah sampai bawah. Menurutnya masih banyak masyarakat yang percaya bahwa vaksin tidak baik bahkan tidak halal, khususnya pada kalangan masyarakat bawah yang sangat suka dengan acara-acara TV sinetron Azab.

“Menjadi sebuah finalis dan bertemu dengan para finalis lain yang berbakat dan berpengalaman serta pandai sebenarnya sudah menjadi sebuah kesempatan berharga. Diluar ekspektasi ternyata bisa menang. Saat selesai penganugrahaan saya sempat mendatangi ketua juri untuk menanyakan feedback, ternyata juri-juri lain juga berkerumun mendatangi kami. Ini merupakan sebuah pencapaian terbesar saya,” jelas Juan.

Baca juga  Mencapai Kesuksesan sebagai Akuntan di Era Digital: Panduan 4 Langkah Tepat

 

Juan mengaku bahwa awalnya dia memasuki program studi Ilmu Komunikasi tidak mempunyai impian khusus, dia hanya berharap dapat lulus tepat waktu saja. Namun setelah bertemu dan banyak berdiskusi dengan salah satu dosen, dia mulai menumbuhkan kecintaannya pada program studi yang dia pilih. Dia juga tidak membayangkan bahwa akan membulatkan tekad berkecimpung di dunia advertising, bahkan aktif dan rajin mengikuti lomba-lomba advertising. Bahkan, dari kemenangan lomba advertising sebelumnya, Juan mendapat tawaran pekerjaan setelah lulus nanti dengan posisi penting di sebuah perusahaan advertising multinasional.

“UPH telah mengubah hidupku melalui dosennya, dengan gemblengan dan tugas-tugasnya yang sepertinya tidak masuk akal, yang mampu mengubah arah hidupku. Dari sebelumnya hanya berpikir sekedar lulus saja, tapi UPH mampu menumbuhkan potensi ku. Saya sudah terlatih dengan tugas-tugas yang tampaknya berat, sehingga tidak kaget dalam lomba dengan brief yang singkat. Di balik tugas-tugas yang tampaknya tidak masuk akal tersebut, namun hal itulah yang akan mendidik dan menempa kita untuk mempersiapkan memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,” tegas Juan.

Baca juga  Padu Padan Berpakaian Untuk Menggaet Gebetan Versi Shopee

Selamat dan sukses, Juan dan Firtiza!