Jakarta, 1 September 2020 — Pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia telah berdampak pada perlambatan aktivitas ekonomi khususnya investasi di Indonesia.
Merespons hal tersebut, Startupindonesia.co yang dinaungi Bubu.com menggelar webinar IDBYTE-X: VC Series, yang akan menghadirkan 6 pemodal ventura (atau yang sering disebut dengan Venture Capital) terbaik dari seluruh dunia untuk melakukan pembahasan yang mendalam mengenai lanskap digital, investasi, dan teknologi di Indonesia.
Melalui acara ini, StartupIndonesia.co mengundang beberapa pemodal ventura ternama seperti Sequoia Capital (yang merupakan investor dari Apple, Google, Tokopedia, dan Gojek), GGV Capital (investor dari Tiktok, Xiaomi, dan Alibaba), M12 – Microsoft Venture Fund, serta BRI Ventures, dan GDP Venture.
Startupindonesia.co optimistis bahwa meskipun ditengah situasi pandemi, investasi modal ventura dapat terus meningkat, sehingga membuka jalan baru bagi pertumbuhan startup Indonesia untuk turut membantu mengatasi dampak buruk pandemi melalui ide-ide dan terobosan yang kreatif.
Sesuai dengan tema yang diangkat, pada tahun ini IDBYTE-X: Webinar VC Series akan membahas lebih dalam mengenai lanskap modal ventura di Indonesia, selain itu beberapa topik lain yang akan dibahas mencakup, pemahaman mengenai masa depan industri teknologi global, modal ventura sebagai pembangun perusahaan (venture builder), bagaimana cara menarik investor, serta fundraising. Adapun sebagai narasumber adalah:
– Pieter Kemps, Principal Seqouia Capital
– Tamara Steffens, Managing Director M12 – Microsoft Venture Fund
– Dimitra Taslim, Investor GGV Capital
– Nicko Widjaja, CEO BRI Ventures; dan
– Antonny Liem, Investment Partner GDP Venture
– Shinta W. Dhanurwardoyo, Angel Investor & CEO Bubu.com
Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com, menyatakan pandangannya terhadap lanskap investor startup di Indonesia, “Masyarakat Indonesia belum terlalu banyak mengetahui seluk-beluk investasi. Padahal negara Indonesia menempati urutan nomor lima dengan jumlah startup terbanyak yakni 2.193 buah pada 2019, setelah AS, India, Inggris, dan Kanada. Kebanyakan perusahaan startup di Indonesia masih dihadapkan dengan masalah yang sama yakni tidak memiliki akses terhadap modal yang diperlukan untuk tumbuh. Untuk itu, melalui IDBYTE-X 2020 kami ingin membuka akses agar masyarakat dapat melihat sudut pandang dari seorang investor. Masa pandemi Covid-19 justru mendukung perkembangan dan adopsi digital di Indonesia. Sehingga sangat menguntungkan bagi para startup teknologi agar bisa bertumbuh cepat.”
Menurut Shinta, dalam melakukan investasi yang efektif di masa pandemi, investor harus jeli dan berhati-hati dalam menanamkan modal kepada perusahaan startup. “Beberapa faktor penting sebelum melakukan investasi adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan startup seperti, target pasar yang jelas, skalabilitas yang tepat guna, memiliki rasio pengembalian investasi yang baik, dan yang paling penting adalah para kualitas tim dari para founders startup tersebut. Para pelaku usaha pun harus bisa lebih kreatif memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi-solusi inovatif dalam mengatasi berbagai macam masalah yang timbul akibat pandemi Covid-19 ini,” tambah Shinta.
Erwin Arifin, Head of Startupindonesia.co, menyampaikan “Dalam situasi pandemi seperti saat ini, perusahaan startup harus beradaptasi seiring dengan berubahnya perilaku masyarakat. Beberapa sektor seperti tranportasi akan mengalami kesulitan di masa pandemi. Disisi lain sektor-sektor seperti pengiriman barang, makanan, e-commerce, dompet digital justru mengalami peningkatan seiring dengan semakin terbatasnya mobilitas masyarakat. Yang terpenting adalah startup dapat memiliki sense of business bahwa sektor startup itu menarik perhatian investor melalui ide-ide kreatif dan inovasi digital. Selain itu. Diselenggarakannya IDBYTE-X yang merupakan wadah bagi pelaku usaha startup yang semakin mendorong semangat wirausaha dan inovasi di masa sulit pandemi Covid-19 ini.”
Di tahun 2020 iklim investasi di Indonesia masih mencatat angka yang kuat. Sepanjang kuartal kedua 2020 (Q2 2020 di bulan April-Juni) tahun ini, tercatat ada 32 transaksi pendanaan startup yang diumumkan atau dikonfirmasi ke publik. Perolehan ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, yakni 24 transaksi. Sementara itu Indonesia menempati peringkat ke-54, turun 13 peringkat dibanding tahun sebelumnya. Di Asia Tenggara, posisi ini hanya unggul dari Vietnam. Singapura berada di posisi teratas, yaitu peringkat ke-16. Laporan ini menyoroti kontribusi sejumlah kota terhadap perkembangan ekosistem. Secara berurutan Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Semarang menjadi yang kota-kota yang paling signifikan mendorong pertumbuhan ekosistem startup.
Kemenlu RI, Kementrian PUPR RI, Kemenperin RI, Kemenpora RI, Kementan RI, UPH, HP.Inc, IDBYTE, BUBU.com, Startupindonesia.co, Inspirational Video, Motivational Video