Sumbangan Pertamina Geothermal Energy Selama 22 Tahun di Sulawesi Utara

Tomohon, 11 Agustus 2023 – Kontribusi positif PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) terhadap masyarakat di Area Lahendong, Sulawesi Utara, tercermin dengan nyata. PGE Area Lahendong memiliki enam unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2001.

Julfi Hadi, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk., menyampaikan, “Dengan kapasitas terpasang total sebesar 120 megawatt (MW) di Area Lahendong, Pertamina Geothermal Energy menjelma sebagai pilar penting dalam memenuhi kebutuhan listrik penduduk yang tinggal di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo.”

Lahendong dikenal sebagai salah satu dari 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola secara langsung oleh PGE, dengan kapasitas terpasang mencapai 672 MW. Julfi dengan optimis mengungkapkan bahwa kontribusi pasokan listrik dari Area Lahendong ini akan membantu mewujudkan ambisi PGE untuk menjadi perusahaan dengan kapasitas 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun mendatang.

“Area Lahendong merupakan komponen strategis dalam rencana peningkatan kapasitas terpasang yang dikelola secara internal oleh PGE, menuju target 1 GW. Dalam rangka memaksimalkan potensi listrik, kami menerapkan teknologi co-generation,” tambah Julfi.

Ahmad Yani, Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk., menjelaskan bahwa PGE Area Lahendong telah berhasil menyuplai listrik kepada 133.300 rumah di wilayah Sulawesi Utara.

“Di semester pertama tahun 2023, PGE Area Lahendong berhasil meraih pendapatan usaha sebesar USD 42.822.000, yang berkontribusi sebanyak 20,7% terhadap pendapatan total perusahaan,” terangnya.

Julfi menekankan manfaat signifikan dari keberadaan Area Lahendong ini, sambil menunjukkan komitmen yang kuat terhadap penerapan prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG).

Dalam hal keberlanjutan lingkungan, Julfi menyampaikan bahwa PGE Area Lahendong secara aktif mendukung pengembangan Kawasan Konservasi Monyet Yaki, yang merupakan salah satu spesies endemik Sulawesi Utara dengan status konservasi Kritis (Critically Endangered). Kolaborasi dengan Yayasan Masarang sebagai Pengelola Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki telah menjadi sarana untuk hal ini.

Di samping itu, dampak positif dari PGE Area Lahendong juga tercermin dalam pembangunan bank sampah, yang saat ini memiliki 37 nasabah dan menjadi model yang diikuti oleh 13 desa di sekitar Minahasa.

“Keberadaan bank sampah telah berhasil mengurangi total 265 kg limbah plastik, 339,5 kg limbah kertas, dan 16 kg limbah kaleng. Kami sangat bangga atas prestasi ini,” ujar Julfi.

PGE Area Lahendong juga melaksanakan program pembinaan untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam bentuk Kelompok Jahit Wanita Maria. Produk yang dihasilkan melalui program ini antara lain masker kain dan bean bag.

“Kami juga menjalin kemitraan dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tomohon Selatan untuk memberikan pelatihan dan mengembangkan Demonstration Plot (Demplot) dalam sektor agribisnis cabai rawit,” kata Ahmad Yani, menjelaskan kontribusi positif PGE Area Lahendong kepada masyarakat.

Penulis: Luthfan Wira Alfiqri