Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Filsafat UPH

Tangerang, 8 Desember 2021 – Dosen Fakultas Liberal Arts (FLA) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman, S.S., M.A., dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Filsafat pada Rabu, 8 Desember 2021, berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tertanggal 1 Juli 2021. 

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Tugas Filsafat di Era Komunikasi Digital”, Prof. Budi menjelaskan bahwa saat ini filsafat telah menghadapi tantangan baru dan menghasilkan kebaruan di era digital. Menurutnya, pendapat bahwa filsafat sudah mati adalah sebuah kesalahpahaman karena yang berakhir bukan filsafat, melainkan cara-cara berfilsafat yang kadaluwarsa dan harus mengikuti perkembangan di era digital.

Read More

“Saat ini filsafat menghadapi tantangan baru dan hal tersebut berkaitan dengan kebaruan komunikasi digital yang terdiri dari tiga aspek. Pertama, komunikasi menjadi bodyless karena kita ada di mana-mana tanpa tubuh atau hadir secara digital, dan inilah yang disebut dekorporealisasi. Kedua, tindakan digital juga berpotensi global, inilah yang disebut deteritorialisasi. Ketiga, kemudahan teknologi digital membuat tindakan mendahului keputusan kesadaran, itulah yang disebut banalisasi,” jelas Prof. Budi.

Meresponi fenomena yang ada, Prof. Budi mengungkap bahwa ada tiga tugas filsafat di era komunikasi digital yaitu menyingkap ambivalensi komunikasi digital, kritik ideologi dan refleksi rasional, serta memberi tilikan etika komunikasi digital.  

“Tugas pertama adalah menyingkap ambivalensi komunikasi digital. Dewasa ini, perluasan kapasitas kemanusiaan kita berjalan seiring dengan kekuasaan besar robotisasi yang mendegradasi berpikir menjadi sekedar proses ‘teknis’, seperti browsing atau googling. Agaknya, kita tidak hanya dilatih menjadi kosmopolitan, tetapi juga sekaligus menjadi Cybernatic Organism (Cyborg) makhluk dengan bagian tubuh organik sekaligus biomekatronik. Tugas kedua adalah kritik ideologi dan refleksi rasional. Filsafat bertugas mewaspadai hubungan-hubungan kekuasaan teknokratis dan dogmatisme sains dan teknologi. Filsafat juga bertugas untuk menyingkap perubahan pemahaman antropologis, epistemologis, dan estetis yang diakibatkan oleh interaksi antara manusia dan dunia digital. Tugas ketiga adalah memberi tilikan etika komunikasi digital. Etika harus menghasilkan kembali dunia milik bersama, mulai dari sopan santun, kode etik, asas-asas moral, sampai pada tuntutan hak-hak komunikasi warga digital. Ia juga perlu memberi kritik atas praktik monopoli perusahaan-perusahaan penambang data,” jelas Prof. Budi.

Prof. Budi berharap, tugas filsafat dalam menghadapi tren komunikasi digital menghasilkan perubahan-perubahan yang menyangkut gambaran manusia dan pemahaman tentang pengetahuan, keindahan, dan kebaikan. Secara khusus bagi para mahasiswa agar mampu bersikap kritis terhadap semakin banyaknya informasi yang diperoleh di era digital ini.

Meresponi pengukuhan Guru Besar, Rektor UPH, DR. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., menyatakan, “Menyimak orasi ilmiah kita menyadari bahwa memasuki era digital membawa banyak perubahan luar biasa di dalam kehidupan kita. Tanpa pemikiran filsafat kita mungkin terjerumus ke dalam hal yang tidak baik. Maka dari itu, UPH bersyukur Prof. Budi hadir melalui penelitiannya untuk mengajak kita merenungi peran filsafat yang sangat diperlukan untuk beretika di era digital ini.”

Hadir dalam prosesi pengukuhan, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc. mengapresiasi pencapaian Prof. Budi dan juga bertambahnya Guru Besar di UPH. Prof. Agus berharap agar dengan bertambahnya guru besar ini membawa kinerja UPH secara signifikan menjadi semakin baik.

Pengukuhan Prof. Fransisco Budi Hardiman sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Filsafat menjadi kebanggaan tersendiri untuk UPH. Dengan adanya penambahan Guru Besar Ilmu Filsafat, menunjukan bahwa UPH senantiasa terus mendukung perkembangan keilmuan pendidikan filsafat agar semakin luas dan relevan dengan keadaan terkini.

Related posts

Leave a Reply