Dubai, 6 Desember 2023 – Fokus utama pada dekarbonisasi dalam upaya global menanggulangi perubahan iklim semakin meningkat. Dalam konteks ini, panas bumi menjadi potensi energi terbarukan yang paling efektif dalam mengurangi karbon di sektor industri di Indonesia, memberikan peluang berkelanjutan untuk transformasi ke sumber daya energi yang ramah lingkungan.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk., Julfi Hadi, menegaskan pentingnya potensi panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang efisien. Julfi menyampaikan pandangannya dalam sesi talkshow “Collective Actions in Decarbonization to Support the Achievement of NDC and Net Zero Emission Target” di Paviliun Indonesia pada acara Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab pada Minggu (3/12) waktu setempat.
Mari Elka Pangestu, Indonesia Special Envoy for Global Blended Finance Alliance (GBFA), juga menggarisbawahi potensi besar panas bumi Indonesia dalam mendukung dekarbonisasi sektor pembangkit listrik dan industri nasional.
Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan menyumbang hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional pada tahun 2030.
Julfí menyatakan kontribusi Pertamina Geothermal Energy terhadap pengurangan emisi karbon nasional, dengan rencana skenario agresif, sebesar 5 persen pada tahun 2030 serta menghindari 89 juta ton CO2 selama 10 tahun ke depan.
Perseroan juga menginisiasi strategi beyond geothermal dengan menjelajahi bisnis rendah karbon seperti green hydrogen dan green methanol. Pertamina Geothermal Energy juga mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia dengan menyuplai kredit karbon ke agregator utamanya, Pertamina New Renewable Energy (PNRE).
Pertamina Geothermal Energy juga sedang mengembangkan produk sekunder panas bumi seperti green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika untuk memperluas dampaknya terhadap perjalanan dekarbonisasi di Indonesia.
Selain itu, pada COP ke-28, Pertamina Geothermal Energy melakukan joint statement dengan GDC Kenya dan pemegang saham PGE, Masdar, untuk mengakselerasi pengembangan lapangan panas bumi Suswa di Kenya dengan nilai investasi USD 1,2 miliar.
PGE juga menjajaki kerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pengembangan panas bumi. Langkah ini mencakup pengaturan baru dalam penyediaan listrik ramah lingkungan, optimalisasi teknologi, dan kerja sama dengan lembaga keuangan berfokus pada ESG untuk mendukung proyek-proyek panas bumi.