UKDW Yogyakarta menunjukkan komitmen aktifnya dalam Forum Tahunan ASEAN-CHINA Association for Private Higher Education Institution (ACAPHEI) yang diselenggarakan di Sanya, Hainan, China pada 5-6 Desember 2023. Dalam pelaksanaan forum kali ini, yang telah berlangsung dua kali secara daring sebelumnya, ACAPHEI 2023 memilih format luring dengan tema ‘New Trends, New Partnership, New Pattern – Deeper Integration of Higher Education Community Leading to Synergic Innovation’.
Dukungan dari Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO RIHED) mewarnai kehadiran berbagai pihak, termasuk pejabat Provinsi Hainan, Walikota Sanya, Direktur SEAMEO RIHED, perwakilan rektor, wakil rektor, dekan, serta perwakilan dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas mobilitas pelajar dan riset bersama.
Selama forum, tandatangan kesepakatan berupa Memorandum of Agreement (MoA) dan Implementation Agreement (IA) antar perguruan tinggi anggota ACAPHEI menjadi momen penting. Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKDW, yang telah menjalin kerja sama pertukaran mahasiswa secara daring, menandatangani IA dengan Universitas Guangzi, China, dan STI Myanmar. Selain itu, FTI UKDW juga merencanakan kerjasama riset dengan Fakultas Sains dan Teknologi Univesitas Guangzi.
Partisipasi aktif dari FTI UKDW terlihat melalui keterlibatan Restyandito, S.Kom., MSIS., Ph.D., selaku Dekan FTI, sebagai salah satu narasumber dalam Diskusi Meja Bundar. Dalam orasinya, Dito menyoroti kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong otonomi, inovasi, internasionalisasi PT, dan kerja sama industri. “Sebelum program MBKM dicanangkan, FTI UKDW telah menerapkan bentuk kegiatan pembelajaran MBKM seperti magang yang berlangsung sekitar 6-12 bulan. ACAPHEI menjadi platform yang bagus untuk mengimplemetasikan bentuk kegiatan pembelajaran MBKM karena ada banyak hal yang bisa dikerjasamakan dengan para anggota ACAPHEI,” ungkapnya.
Sebagai pengajar dalam konsorsium mata kuliah Artificial Intelligence (AI), Dr.phil. Lucia D. Krisnawati (Dosen Informatika UKDW) menyajikan laporan tentang perkuliahan AI. “Moda kuliah daring asinkronus adalah moda yang tepat bagi FTI UKDW, Guangzi, dan STIMU karena awal semester dari universitas yang berkolaborasi dimulai di waktu yang berbeda. Selain itu, metode belajar-mengajar ini tentunya akan membentuk kemandirian mahasiswa dalam belajar,” ujar Lucia.
Lucia juga menyoroti penggunaan Xin Wei sebagai platform dalam belajar-mengajar daring ini. “Harapannya, Xin Wei bisa mengakomodasi interaksi antar mahasiswa dan dosen secara sinkronus sehingga dosen bisa memfasilitasi proses pembelajaran dengan lebih baik, dosen juga bisa belajar dari mahasiswanya yang multi-nasional,” tambahnya.
Dua mahasiswa Prodi Informatika UKDW, Kevin Christian Sepoetro dan Yeheskiel Yunus Tame, turut membagikan hasil proses belajar-mengajar mereka di hadapan peserta forum. Kevin menunjukkan penggunaan AI untuk desain seni, sedangkan Yeheskiel mengungkapkan minatnya menggunakan Natural Language Processing (NLP) dalam bahasa Toraja, bahasa ibunya, untuk tetap eksis di dunia digital.