Bandung, 14 April 2021. Smesco Indonesia dan The Papandayan Hotel (Media Group) sepakat untuk membuka peluang pasar bagi produk-produk UKM unggulan. Kedua pihak akan melakukan kurasi produk-produk lokal untuk dipajang di area hotel maupun memenuhi kebutuhan operasional hotel. Ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata dengan GM The Papandayan Hotel Bobby Renaldi pada 2 April lalu.
Acara ini disaksikan langsung Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dan CEO Media Group Muhammad Mirdal Akib. Teten Masduki mengapresiasi keterlibatan The Papandayan dalam memajukan produk lokal khususnya UMKM.
“Kita senang ada MoU antara Smesco dengan Media Group, The Papandayan untuk memasukan produk UMKM ke ekosistem. Ini cara paling bagus untuk mengenalkan produk UMKM berkualitas, termasuk membranding supaya naik kelas,”
Teten Masduki pun mendorong pihak swasta lain khususnya industri perhotelan agar melakukan hal serupa untuk mendukung kemajuan produk UMKM. Dia berharap produk lokal tersebut bisa digunakan industri hotel mengingat kualitasnya pun tidak kalah.
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, pihaknya sangat mendukung peningkatan kualitas dan kapasitas produk UMKM. Kerjasama inipun sebagai caranya untuk mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia.
Dia menyebut, dengan adanya MoU ini produk UMKM bisa masuk ke rantai pasok industri yang lebih besar, bahkan menjadi bagian dari mata rantai. “Hotel lokal maupun internasional, memakai produk UMKM di Indonesia,” katanya.
Pada tahap awal, Hotel The Papandayan telah menyediakan area strategis sebagai showcase produk-produk UMKM yang mudah dilihat tamu hotel. Program ini adalah bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang selama bulan April 2021 fokus di Jawa Barat dengan tagline UKM Jabar Paten.
GM The Papandayan Hotel Bobby Renaldi mengatakan, dengan kerjasama ini pihaknya akan memberikan ruangan khusus bagi produk UMKM asal Jawa Barat. Beberapa di antaranya seperti kopi, kerajinan berbahan bambu, kulit, dan lainnya.
“Selama 30 hari ada di sini, berangkat dari pemikiran secara umum bahwa ketahanan pariwistaa nasional salah satunya unit usaha hotel. Bangga dengan buatan Indonesia harus didukung massif,” katanya.
Dia juga memastikan peran produk UMKM yang sangat berkontribusi terhadap perkembangan pariwisata termasuk industri perhotelan. “Apabila bisnis hotel kita bangkit, lalu diikuti 90 juta UMKM di Indonesia, jadi pilar pemulihan ekonomi,” katanya.
Disinggung produk UMKM apa yang dibutuhkan dan bisa digunakan industri perhotelan, menurutnya sangat beragam. “Amenitis, sabun, minuman-minuman, makanan-makanan untuk minibar, bisa kita manfaatkan di hotel ini. Tantangannya bagaimana daya saing dalam nilai jual dengan produk asing,” katanya.