Jakarta, 15 Februari 2024 – Pada awal tahun 2024, PT Info Tekno Siaga (Adapundi), sebuah platform teknologi finansial (fintech) yang menyediakan layanan pendanaan berbasis teknologi informasi, secara resmi menjalin kerjasama dengan Bank DBS Indonesia melalui skema penyaluran pinjaman atau loan channeling. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas pendanaan untuk memperluas layanan keuangan digital. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) ini melibatkan perwakilan dari kedua belah pihak, yaitu Direktur Adapundi Achmad Indrawan dan Head of Ecosystem Lending PT Bank DBS Indonesia Willy Lawy.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 85,10%, mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang sebesar 76,19%. Dalam upaya mencapai target indeks inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024, Adapundi dan Bank DBS Indonesia bekerja sama untuk memberikan akses fasilitas kredit sesuai dengan porsi pendanaan, syarat, dan kondisi yang berlaku. Integrasi tech-to-tech di dalam ekosistem diharapkan memberikan efisiensi produk dan layanan kepada pengguna.
Kerjasama dengan Bank DBS Indonesia menjadi bagian dari strategi jangka panjang Adapundi. Direktur Adapundi Achmad Indrawan menyatakan, “Dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil pada awal tahun ini dan kerjasama yang telah terjalin dengan Bank DBS Indonesia, kami yakin dapat terus memperluas jangkauan pendanaan hingga ke pelosok negeri, memungkinkan lebih banyak masyarakat memanfaatkan fasilitas ini sesuai kebutuhan mereka.”
Sejak 1 Januari 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerapkan aturan baru untuk fintech dan peer-to-peer (P2P) lending, mengurangi tingkat bunga dari 0,4% per hari menjadi 0,3% per hari. Meskipun menjadi tantangan, Adapundi melihat aturan ini sebagai peluang untuk memperluas cakupan pasar dan menciptakan solusi finansial yang lebih inklusif.
Tidak hanya bagi nasabah perorangan, tetapi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga membutuhkan pendanaan untuk ekspansi bisnis. Meskipun UMKM telah menunjukkan daya tahan di tengah tantangan ekonomi dengan adopsi transaksi digital, data dari OJK tahun 2019 menunjukkan bahwa hanya sekitar 16 juta dari 60 juta kredit UMKM baru yang mendapat akses permodalan melalui perbankan konvensional. Dengan skema loan channeling oleh Adapundi dan Bank DBS Indonesia, diharapkan dapat mengatasi kebutuhan tersebut dengan memberikan pendanaan dan permodalan bagi UMKM.
Head of Ecosystem Lending PT Bank DBS Indonesia, Willy Lawy, menyatakan, “Memasuki tahun 2024, kami terus memperluas kerjasama untuk mendukung keuangan digital. Kemitraan dengan Adapundi adalah langkah kami dalam menghadirkan produk perbankan inovatif dan bertanggung jawab, yang sejalan dengan pilar keberlanjutan Bank DBS Indonesia, yaitu Responsible Banking, guna mewujudkan visi kami sebagai ‘Best Bank for a Better World’.”