Simalungun, 24 Juni 2018 – Menteri Sosial Idrus Marham mengunjungi keluarga korban tenggelamnya KM. Sinar Bangun 5 di Pelabuhan Fery Tiga Ras Simalungun Sumatera Utara, Minggu.
“Pada hari ini saya selaku Menteri Sosial hadir di tengah-tengah Bapak Ibu sekalian tentu merupakan bagian integral dari yang sudah dilakukan pemerintah. Atas nama pemerintah kami menyampaikan rasa duka yang mendalam dan kehadiran saya kali ini sekaligus menyampaikan pernyataan duka cita Presiden Pak Joko Widodo. Beliau menitipkan salam dan dapat memahami perasaan yang Bapak Ibu alami,” tutur Mensos.
Dalam pertemuan dengan keluarga korban dan Mensos menyampaikan lima hal penting yang dipesankan Presiden Joko Widodo.
Pertama, pemerintah berusaha secara maksimal menemukan korban. Sebagai bukti adalah penambahan peralatan pendukung penyelamatan.
“Panglima TNI, Kapolri, Menteri Perhubungan dan Kepala Basarnas sudah berusaha dan sekarang sudah mendatangkan peralatan yang bisa menjangkau 2.000 meter. Kalau kita punya keyakinan kapal itu ketemu pasti orang-orang yang ikut di kapal itu juga kita ketemukan apapun kondisinya,” katanya.
Kedua, Presiden juga meminta kepada Menteri Sosial dan jajarannya agar mengurus keluarga korban. Untuk itu Kemensos yang dalam klaster penangnanan kebencanaan bertugas dibidang logistik, maka dalam musibah ini Kemensos mendirikan Dapur Umum Lapangan.
“Dapur umum ini dikelola oleh Tagana dari Kementerian Sosial bersama TNI POLRI, BASARNAS dan Pemda Simalungun.
Dan hari ini juga kami menyerahkan satu mobil lagi untuk dapur umum supaya mobil itu bisa _mobile_ untuk memastikan bahwa keluarga dari orang-orang yang ikut di kapal itu bisa dapat tercukupi kebutuhan permakanannya,” terang Idrus.
Ketiga, lanjutnya, Presiden meminta Kementerian Sosial turut membantu meringankan beban keluarga para korban.
“Kita harus memberikan bantuan kepada mereka, dan kita sudah tahu bahwa kapal itu melebihi dari kapasitas yang ada. Kapal itu hanya muat 40 sampai 50 tetapi memuat lebih dari 200. Itu artinya tidak mungkin ada manifes, karena itu kita bantu semuanya,” tegasnya.
Untuk korban yang belum ditemukan Idrus menyatakan akan menunggu hasil pencarian yang dilakukan oleh Tim Rescue.
“Jika mereka tidak ditemukan, Kemensos akan menyiapkan santunan ahli waris setelah ada rekomendasi dari Bupati yang menjelaskan identitas keluarga korban meninggal,” katanya, bahkan yg selamat juga kita bantu.
Keempat, penataan pengelolaan Danau Toba. Sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara, infrastruktur telah ditata serius sesuai arahan Presiden. Kementerian Perhubungan telah mengembangkan bandara, kapal laut, dan dermaga guna mendukung pariwisata Danau Toba.
“Danau Toba adalah destinasi wisata dunia, maka infrastruktur menjadi prioritas Presiden. Pembangunan dan pengembangan yang telah dilaksanakan hendaknya terus dijaga dan dikelola dengan sebaik-baiknya,” kata Menteri Idrus.
Pesan terakhir atau kelima, bagi pengusaha transportasi laut yang tidak mau disiplin dan tidak mau ikut aturan terkait keamanan penumpang, maka izinnya akan dicabut.
“Pemerintah akan tindak tegas para pengusaha transportasi laut yang bandel dan tidak mau ikuti aturan yang ada. Bila perlu izinnya dicabut. Presiden tegas menekankan tidak boleh ada korban jiwa lagi,” terang Mensos.
Apresiasi
Sementara itu Idrus juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh tim penyelamat atas dedikasinya dalam upaya mencari korban yang belum ditemukan.
Berdasarkan data dari Posko Pencarian Korban KM Sinar Bangun terdapat 1.730 relawan yang tergabung dalam tim pencarian korban. Mereka terdiri dari personel Basarnas 120 orang, TNI 350 Orang, Polri 350 orang, Dishub 100 orang, Pemprov 400 orang, unsur potensi gabungan 410.
Untuk meringankan penderitaan korban dan mendukung operasional posko, pada kesempatan tersebut Mensos menyerahkan bantuan sebesar Rp649,6 juta kepada keluarga korban dan Pemerintah Daerah Simalungun.
Bantuan yang diserahkan terdiri dari santunan kepada dua ahli waris korban meninggal masing-masing Rp15 juta senilai 30 juta, sembako kepada keluarga korban 100 paket senilai 10 juta, santunan kepada korban selamat untuk 18 orang masing-masing 2,5 juta senilai 45 juta, bantuan paket lauk pauk siap saji sebanyak 250 paket senilai Rp63,5 juta, lauk pauk lokal senilai Rp20 juta, sembako untuk ahli waris senilai Rp400 ribu dan satu unit Mobil Umum Dapur Umum Lapangan senilai Rp465, 6 juta untuk Dinsos Kabupaten Simalungun.
Sebagai apresiasi terhadap Tagana, Mensos juga memberikan bantuan transport sebesar Rp10 juta.
Selain menyerahkan bantuan, Kemensos juga memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) kepada keluarga korban yang belum ditemukan.
“Dengan diberikannya layanan dukungan psikososial, semoga keluarga tidak mengalami kedukaan yang berkepanjangan. Karena kalau melihat hasil pencarian sampai hari ini belum ditemukan tanda-tanda yang mengarahkan keberadaan korban. Itulah pentingnya layanan dukungan psikososial,” tandasnya.
Berdasarkan data dari Posko Pencarian Korban KM. Sinar Bangun 5 setidaknya terdapat 205 penumpang saat musibah terjadi. Sebanyak 21 orang telah ditemukan dengan 18 orang selamat dan tiga orang meninggal. Diperkirakan 184 korban lainnya (data di posko bencana sesuai laporan pihak keluarga) belum ditemukan termasuk bangkai kapal.
Nurhaida br. Gultom, salah satu ibu yang anaknya merupakan penumpang kapal berharap anaknya bisa ditemukan.
“Saya berharap segera ada hasil dari pencarian, supaya saya bisa melihat anak saya meskipun sudah meninggal,” kata Nurhaida.
Anaknya bernama Korry Maya Sumarni Nadapdap (30 th) merupakan salah satu korban yang belum ditemukan. Korry adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang tinggal di Jl. Asahan KM. V Gg. Subur Kelurahan Sejahtera Siantar.
Nurhaida menuturkan bahwa saat kejadian anaknya sedang berwisata bersama dengan tujuh orang temannya.
“Saat kejadian, Korry diajak jalan-jalan bersama dengan teman-temannya, dari delapan orang hanya satu temannya yang selamat yang sedang hamil dua bulan,” kenangnya.
“Saya sudah ikhlas, karena kalau lihat kondisi seperti ini mustahil bisa ditemukan dalam keadaan hidup,” tambahnya.
Nurhaida menduga bahwa saat kejadian anaknya pada posisi di dalam kapal sehingga tidak bisa menyelamatkan diri. “Kalau saja dia bisa keluar dari kapal.saat tenggelam pasti dia selamat, karena dia jago berenang,” katanya.
Lain halnya dengan Riyan Afandi (26 th) yang tinggal di Jl. Gunung Bendahara Lingkungan 1 Kel. Puji Dadi Kec. Binjai Selatan, Kab. Binjai.
Fandi kehilangan tujuh orang yang dikasihi, mereka adalah kedua orang tua, 4 orang saudara, dan satu adik ipar. ketika bencana terjadu, Fandi sedang berkunjung ke rumah saudaranya di Sibolga sehingga tidak ikut berwisata dengan keluarganya.
Fandi menuturkan, saat ia pulang ke Binjai mendapati rumahnya kosong,
“Tetangga bilang katanya ada kecelakaan kapal di Toba,” ujar Fandi.
Dengan rasa cemas, Fandi mengharap keluarganya tidak ikut menjadi korban. “Setelah Tim SAR menemukan Fahrianti yang merupakan ibu kandungnya, maka perasaan menjadi sedih karena ternyata keluarga ikut dalam kapal itu,” tutur Fandi dengan mata berkaca-kaca.
Ia berharap agar pencarian korban segera membuahkan hasil dalam kondisi apapun.
“Saya sudah mengiklaskan meskipun pedih dalam hati,” ungkap Fandi.