Polhukam, Batam – Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan bagian dari proses kesinambungan bangsa.
Kalau pemilu gagal, maka Indonesia tidak akan bisa menjadi negara teraman ke 9 di dunia dan negara tujuan investasi nomor 2 seperti survei yang dikeluarkan oleh lembaga internasional.
“Jadi Pemilu punya arti strategis untuk bagaimana kita bisa menjamin kesinambungan apa yang sudah diakui oleh negara lain. Oleh karena itu, Pemilu momentum, momen yang baik jadi jangan kemudian kita setback,” ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dalam Rapat Koordinasi Bidang Kewaspadaan Nasional Dalam Rangka Pemantapan Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019 di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (28/2/2019).
Menko Polhukam mengibaratkan Indonesia sebagai bus besar, sedangkan rakyatnya sebagai penumpang. Saat ini bus tersebut sudah berjalan dan akan berhenti untuk memilih supirnya.
“Pilih pemimpinya lagi 5 tahun ke depan yang bagaimana? Nah pilih pemimpinnya, supir busnya harus yang tau bus, yang punya SIM B2 bus, tidak mungkin begitu milih supir bus ‘ya sudah ini saja, saya senang orang ini’. Gimana nasib bus ini nanti pada saat berkelok-kelok di gunung? Ini sederhananya, kenapa kita pilih dan kenapa rakyat harus paham betul,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Menko menegaskan bahwa Pemilu adalah proses memilih pemimpin, dimana nantinya pemimpin inilah yang kemudian harus bertanggung jawab kepada rakyatnya. Karena dia dipilih oleh rakyat, maka dia punya akuntabilitas kepada rakyat, bertanggung jawabkan kepada rakyat, dan dia mewakili hak politik rakyat. Oleh karena itu, pemimpin harus orang yang pandai, akhlaknya bagus, punya pengalaman, track record-nya jelas, dan tidak bisa like and dislike atau asal senang saja.
“Saya hanya ingin menyadarkan bahwa pemilu ini adalah saat kita untuk memilih pemimpin yang benar-benar dapat menjamin kesinambungan pembangunan kita ke depan,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam juga kembali mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Ia meminta agar dalam pemilu ini persatuan dan kesatuan harus tetap diutamakan. Sebab kalau tidak bersatu maka pemilu akan gagal dan pemilu bisa bubar.
“Persatuan itu bagian terpenting atau back bone-nya bangsa ya persatuan. Kalau tidak bersatu tidak mungkin kita bisa membangun negeri ini. Vietnam saat perang dulu tidak bisa membangun tapi kini sudah bersatu, Jerman saat masih ada tembok Berlin juga tidak bisa membangun, sebaliknya bangsa yang sudah bersatu tapi rusak tidak bisa membangun seperti Irak, Suriah, Libya, Afganistan. Maka jangan sampai kita usik persatuan ini, kita pegang teguh persatuan bangsa ini,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Rakornas ini dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Gubernur Nurdin Basirun, Kepala BSSN Djoko Setiadi, Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Riau, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Bangka Belitung, Gubernur Jambi, KPUD, Bawaslu Daerah. Tema dalam Rakornas ini “Pemilihan Boleh Beda, Persatuan dan Kesatuan Bangsa Harus Kita Jaga”.