Mendapatkan Kepercayaan dalam Ancaman Siber yang Terus Berkembang: Strategi yang Efektif

Jakarta, 20 Juni 2023 – Perkembangan digital telah mengubah penggunaan uang tunai sebagai pilar utama dalam era modern. Menurut survei global, hampir semua transaksi e-commerce saat ini dilakukan secara digital, sementara cash on delivery hanya dilakukan oleh 1% pengguna. Namun, pergeseran ini secara tak disengaja juga menyebabkan peningkatan kasus penipuan siber yang mengkhawatirkan dan berpotensi membahayakan pelanggan.

Menurut Jonathan Tan, Managing Director Asia Trellix, meskipun banyak perusahaan telah memperkuat keamanan siber mereka dalam beberapa dekade terakhir, para hacker terus berkembang dan menggunakan metode yang lebih canggih untuk menyusup ke dalam sistem-sistem ini.

“Risiko ancaman siber saat ini semakin tinggi. Di Singapura, penipuan phishing saja telah menyebabkan kerugian finansial lebih dari S$500 juta tahun lalu. Bagi para pemimpin bisnis, kegagalan dalam memperkuat keamanan dan melindungi pelanggan serta perusahaan dapat berdampak buruk terhadap reputasi dan hubungan mereka,” jelas Jonathan Tan.

Para hacker secara khusus menargetkan wilayah Asia Pasifik (APAC). Saat ini, terjadi peningkatan kasus penipuan phishing di Asia Pasifik yang melibatkan individu dan bisnis. Trellix Advanced Research Centre melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas ini, terutama saat musim liburan ketika pembeli online, distributor, dan lembaga keuangan menjadi lebih rentan terhadap serangan dan penyalahgunaan yang direncanakan.

Dalam menghadapi masalah ini, sangat penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kerentanan wilayah Asia Pasifik terhadap ancaman siber. Bisnis di wilayah ini harus mengandalkan teknologi sebagai pemain utama dengan sistem pemantauan otomatis. Sistem ini bertugas mendeteksi dan memberi peringatan kepada staf IT tentang potensi serangan siber sehingga mereka dapat merespons dengan cepat dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Selain menerapkan platform keamanan siber yang kuat, pemimpin bisnis juga harus mengutamakan kepercayaan pelanggan. Oleh karena itu, Kepala Petugas Keamanan Informasi memiliki tanggung jawab untuk membangun pemahaman komprehensif tentang keamanan siber baik secara internal maupun eksternal, termasuk menjalin komunikasi yang transparan dengan pelanggan.

Menurut survei terbaru oleh PwC, 20% pemimpin senior memprioritaskan membangun kepercayaan pelanggan dengan menggunakan dan melindungi data mereka secara etis. Mengingat peningkatan kasus phishing online seiring dengan percepatan digitalisasi, perusahaan di Asia Pasifik harus fokus pada membangun kepercayaan digital dengan pelanggan. Upaya berkelanjutan ini akan memastikan bahwa pelanggan merasa aman dalam melakukan transaksi online dan memberikan informasi pribadi mereka.

Berdasarkan penelitian terbaru dari Trellix yang berjudul “Mind of the CISO”, perusahaan di Singapura rata-rata menggunakan 28 solusi keamanan individu. Namun, 36% CISO di Singapura merasa kewalahan dengan kompleksitas dan jumlah solusi keamanan yang harus mereka kelola tanpa memiliki sumber kebenaran tunggal.

Untuk mengatasi ancaman serangan phishing, solusi yang efektif adalah menginvestasikan dalam solusi keamanan komprehensif yang menyediakan pemantauan dan analisis real-time di seluruh ekosistem digital perusahaan. Solusi all-in-one ini dapat secara signifikan mengurangi potensi ancaman dan membantu membangun kepercayaan digital dengan pelanggan. Dengan melakukan hal ini, bisnis dapat memperkuat keamanan mereka terhadap serangan phishing, menjaga kelancaran operasi, melindungi data pelanggan, dan berada dalam posisi untuk mencapai kesuksesan jangka panjang di tengah ancaman yang terus berkembang.

Extended Detection and Response (XDR) memungkinkan perusahaan mengintegrasikan berbagai produk ke dalam satu platform deteksi dan respons insiden keamanan yang kohesif dan terpadu. Ini adalah evolusi logis dalam merespons insiden keamanan, membantu perusahaan mengurangi kompleksitas dan biaya sambil meningkatkan efektivitas program keamanan secara keseluruhan. Selain itu, XDR memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap status keamanan yang ada, memungkinkan pendekatan yang lebih proaktif dalam mendeteksi ancaman dan memberikan respons.

“Dengan memanfaatkan solusi terintegrasi seperti XDR, bisnis dapat mengembangkan pendekatan keamanan yang transparan dan proaktif, yang pada akhirnya akan membantu membangun dan mempertahankan kepercayaan serta kesetiaan pelanggan. Pemimpin bisnis saat ini harus mengadopsi perspektif yang lebih luas dan beralih dari solusi keamanan terpisah ke alur kerja yang terintegrasi dan mulus sehingga bisnis dapat melindungi diri dari serangan keamanan dan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan kepercayaan dan transparansi. Kekuatan kepercayaan tidak boleh diabaikan dalam dunia keamanan digital. Bersama-sama, kita dapat menyambut perbatasan digital dan membangun masa depan di mana kepercayaan menjadi dasar dari semua transaksi,” tutup Jonathan Tan.

Penulis: Luthfan Wira Alfiqri