Memahami Stereotype Hubungan Buruk antara Wanita dan Peta

Beberapa waktu lalu, banyak kasus salah jalan karena ternyata pasangannya salah memahami peta google maps. Inginya ke Jogja tapi kesasar sampai Solo, inginya ke Madiun tapi malah sampai Malang.

Mungkin tidak seekstrim itu, namun ketika ini terjadi, pertengkaran kerap menghiasi perjalanan menuju tujuan. Apalagi di musim mudik lebaran, mengunjungi rumah saudara yang sudah lama atau belum pernah dikunjungi tentu menjadi tantangan tersendiri. Hal ini menjadi membahayakan jika kendaraan pribadi yang digunakan belum tertanam alat navigasi seperti kendaraan roda dua.

Kemampuan navigasi menjadi penting untuk meringankan beban pengemudi agar perjalanan aman dan selamat sampai tujuan sesuai target waktu perencanaan.

Kemampuan spasial yang berbeda

Baca juga  Tiket.com Ikut Meriahkan Momen Idul Adha di Rumah Dengan Rekomendasikan Acara Seru

Perlu digaris bawahi bahwa klaim wanita tidak bisa membaca peta tentu saja tidak berlaku pada semua wanita. Banyak dari kaum hawa, yang memiliki kemampuan navigasi setara bahkan lebih baik daripada pria. Tanpa memandang jenis kelamin, membaca peta bisa menjadi keterampilan yang sulit bagi individu , tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam cara pria dan wanita membaca peta.

Studi telah menemukan bahwa wanita cenderung menggunakan tengara dan isyarat dari lingkungan, yang menyebabkan wanita kesulitan menentukan arah navigasi ketika belum melihat patokan-patokan yang diingantya di jalan atau lingkungan sekitar. Hal ini mungkin kurang efektif dalam perjalanan, namun sangat bermanfaat dalam hal lain. Seperti, wanita lebih cepat dalam menemukan barang-barang yang hilang di rumah daripada laki-laki.

Baca juga  Terinspirasi Dari Alam, Rasakan Kesegaran Dari Downy Parfum Premium Baru

Sementara pria, lebih mengandalkan arah mata angin dan ukuran jarak yang pada prakteknya, hal ini lebih efektif dalam menentukan kerbehasilan navigasi, bahkan di daerah baru sekalipun.

Hal ini sejalan dengan studi tentang perbedaan gender dalam navigasi dilakukan oleh para peneliti di MIT, Stanford University dan University of Washington. Mereka menemukan bahwa peserta wanita cenderung tidak tersesat ketika diberi lebih banyak informasi tentang landmark tertentu di lingkungan sekitar.

Teknologi seperti google maps kini juga sering menyebutkan landmark pada persimpangan tertentu agar lebih mudah diingat atau dimengerti oleh penggunanya.

Kemampuan navigasi merupakan kemampuan yang penting dan dalam keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor. Salah satunya kemampuan spasial seseorang. Seseorang mungkin memiliki cara tersendiri dalam menentukan arah dan tujuan yang berbeda dengan orang lain.

Penulis: Tsaqif Ridwan