Mandiri Sekuritas Ramal Saham PGEO Akan Mencapai Harga Rp1.200 per Lembar dengan Arus Kas Stabil dan Ekspansi Tinggi

Mandiri Sekuritas Proyeksi Harga Saham PGEO Rp1.200 dengan Arus Kas Stabil dan Ekspansi Tinggi

JAKARTA, 22 Juni 2023 – Mandiri Sekuritas (Mansek) dalam laporan riset terbaru merekomendasikan pembelian (buy) saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dengan target harga Rp1.200 per saham. Ini mencerminkan kenaikan sebesar 42% dari harga penutupan pada Selasa (20/6), di mana saham PGEO diperdagangkan seharga Rp845 per saham.

Proyeksi tersebut juga menunjukkan kenaikan sebesar 37% dibandingkan dengan harga penawaran umum perdana (IPO) perusahaan pada awal tahun ini, dan hampir 30% di atas harga penutupan tertinggi yang perusahaan catat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analisis dari Mansek, yaitu Henry Tedja CFA dan Ariyanto Kurniawan, mencatat tiga faktor utama yang berpotensi mendukung kinerja saham perusahaan produsen energi bersih terbarukan ini.

Pertama, perlu diperhatikan rencana ekspansi bisnis yang agresif yang diharapkan akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dari segi pendapatan dan keuntungan. Laporan dari analisis Mansek menyatakan bahwa PGEO diharapkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang hingga 600 MW dalam lima tahun mendatang, sehingga totalnya menjadi 2.447 MW. Potensi ini dianggap sangat mungkin tercapai mengingat melimpahnya sumber daya perusahaan di 12 Wilayah Kerja (WK).

Selanjutnya, adanya kontrak jangka panjang (19-30 tahun) yang menguntungkan dengan PLN, yang juga dikenal dengan istilah take-or-pay, diharapkan akan mendukung operasional perusahaan dan memberikan arus kas yang stabil dan kuat. Ini dapat menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan kinerja keuangan PGEO. Selama periode 2019-2022, bisnis model ini diperkirakan akan menghasilkan arus kas bebas sebesar US$76 juta (sekitar Rp1,14 triliun) hingga US$207 juta (sekitar Rp3,11 triliun).

Selain itu, PLN sebagai pembeli telah membayar tagihan dalam tiga tahun terakhir tanpa penundaan pembayaran yang signifikan, sehingga meningkatkan kestabilan arus kas perusahaan.

Terakhir, Mansek menyoroti komitmen Pemerintah melalui PLN dalam mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebagai faktor tambahan yang penting untuk pertumbuhan bisnis perusahaan ini. PLN telah menyatakan komitmennya dalam meningkatkan penggunaan listrik dari sumber EBT. Dalam 10 tahun mendatang, panas bumi diharapkan akan memainkan peran penting dengan penambahan kapasitas hingga 3,3 GW.

Mansek memprediksi pertumbuhan EBITDA PGEO sebesar 6,1% (CAGR) dari tahun 2022 hingga 2025. Laba bersih perusahaan juga diharapkan dapat tumbuh secara stabil dalam periode yang sama.

Target harga saham Rp1.200 per lembar diharapkan akan mencerminkan rasio EV/EBITDA sekitar 11,2x, yang sesuai dengan valuasi transaksi merger dan akuisisi global yang berkisar antara 6,9x hingga 13,4x EV/EBITDA. Angka ini juga sejalan dengan valuasi perusahaan pembangkit independen (IPP) global yang berkisar antara 8,5x hingga 22,5x EV/EBITDA.

Laporan Mansek juga mencatat beberapa faktor penting lainnya, termasuk peran penting geothermal di masa depan, posisi PGEO sebagai IPP geothermal terbesar di dunia dengan margin yang tinggi, ambisi penambahan kapasitas pembangkit yang memperlebar kesenjangan dengan pesaing sebagai pemimpin di sektor geothermal, dan kecocokan bisnis dan operasional PGEO sebagai proksi ESG yang baik, baik dari perspektif lingkungan, sosial, maupun tata kelola. Selain itu, terdapat potensi yang lebih besar di masa depan, terutama terkait dengan uji coba bursa karbon yang dijadwalkan pada tahun ini dan diharapkan akan berjalan penuh pada tahun 2025.

Related posts

Leave a Reply