Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengatakan, banyak masyarakat terjebak investasi fiktif (ilegal) dikarenakan keinginan cepat menjadi kaya dan untung dengan mudah. Padahal, tidak mungkin mendapatkan keuntungan dengan mudah, tanpa melalui proses dan kerja keras. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perkiraan total kerugian masyarakat akibat investasi ilegal dari tahun 2007-2017 kurang lebih Rp 105,81 triliun.
“Coba kalau kita lihat, pengusaha di Indonesia yang selalu diumumkan dari nomor pertama dan seterusnya, pasti mereka melalui proses susah terlebih dulu. Mulai dari usaha yang kecil sampai tumbuh besar dengan membangun nilai tambah,” ujar Gobel dalam acara Penyuluhan Jasa Keuangan dengan tema ‘Literasi Keuangan Dan Berantas Investasi Fiktif’ di Universitas Gorontalo, Jumat (30/4/2021).
Ia mencontohkan, ketika pengusaha memiliki keuntungan 10, maka yang diambil untuk makan hanya 1 saja. “Sedangkan orang kita kalau punya untung 10, dimakan 12 sehingga bergantung dengan pinjaman. Orang yang mau cepat kaya seperti ini karena ingin dibilang sukses, padahal itu egoisme dan nafsu kita yang ingin cepat kaya,” imbuhnya.
Legislator dapil Gorontalo ini mengingatkan, di era pandemi Covid-19 banyak UMKM dan pedagang kecil tutup sehingga tidak dapat lagi melanjutkan aktivitasnya. Dengan keadaan modal yang sudah habis serta kondisi sulit seperti ini, terkadang banyak yang tergiur dengan janji-janji keuntungan yag berlipat dari sebuah investasi.
“Apalagi saat ini konsumerisme kita sedang meningkat dan tidak sedikit dari kita yang inginnya cepat kaya. Akhirnya langkah kita salah dalam melihat dan menganalisa. Alih-alih investasi bisa menutup kerugian dan bisa mendapatkan untung, tapi malah membuat kondisi semakin sulit karena investasi fiktif tadi,” terang Gobel.
Politisi F-NasDem ini berpesan, kepada para mahasiswa, dirinya beserta OJK hadir di Universitas Gorontalo ini untuk memotivasi agar para mahasiswa menjadi pengusaha besar serta menyosialisasikan agar bersama memberantas investasi fiktif. “Mumpung belum banyak di Gorontalo dan mudah-mudahan tidak ada,” ucapnya.
“Saat ini saya harus memanfaatkan jabatan saya sebagai Wakil Ketua DPR untuk mengejar ketertinggalan pembangunan Gorontalo selama 20 tahun ke belakang. Banyak proyek strategis yang bisa dibangun dan sekarang sedang saya kerjakan. Kemajuan daerah ini juga bermanfaat untuk adik-adik semua, supaya tidak terjebak dalam investasi fiktif ini,” tutur Gobel.
Tak lupa, Gobel juga mengapresiasi peran OJK yang sudah mau menyosialisasikan tentang literasi keuangan agar para mahasiswa bisa memahami investasi fiktif. “Saya berharap adik-adik bisa menceritakan ke teman-teman yang lain, hati-hati jangan terjebak investasi bodong ini. Mereka yang tidak memiliki niat baik ini, suka mencari daerah yang miskin-miskin karena gampang dijanjikan keuntungan yang menggiurkan dari investasi bodong,” harap Gobel.
Pada kesempatan itu, Kepala OJK Sulutgomalut Darwisman meminta kepada para mahasiswa agar berinvestasi dengan benar. Saat ini sudah banyak produk-produk investasi legal seperti saham, obligasi dan reksadana, bahkan yang syariahnya pun juga sudah ada. “Kita mendorong investasi-investasi yang legal, kalaupun memang adik-adik di sini punya usaha, bisa didorong oleh lembaga-lembaga keuangan seperti Bank,” terangnya. (jk/es)