Anggota Komisi V DPR RI Sudewo mempertanyakan pernyataan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengenai kondisi jalan nasional secara keseluruhan 91,27 persen dalam kondisi baik, sebab menurutnya data tersebut tidak sesuai fakta di lapangan. Bina Marga harus kembali mengukur kapabilitas jalan secara akurat agar tidak terjadi kesalahan yang merugikan masyarakat.
“Katanya 91 persen kondisi jalan nasional itu mantap, maksudnya itu bagaimana apakah baik atau baik sekali kan ukurannya berbeda-beda, padahal menurut fakta di lapangan tidak seperti itu hanya dilebih-lebihkan saja,” kata Sudewo saat Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstrukri Kementerian PUPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Politisi Partai Gerindra ini mencotohkan jalan raya Pantura di Pulau Jawa yang menghubungan kota-kota maupun provinsi sangat tidak layak disebut baik. Hal tersebut karena masih banyaknya jalan bergelombang, tidak rata, dan berlobang, sehingga sangat membahayakan pengguna jalan.
“Saya contohkan di Pantura itu jalannya berlobang dan tidak rata, tentu berbahaya bagi pengguna jalan jika tidak segera diperbaiki, karena semakin banyak memakan korban. Makanya saya pertanyakan dimana 91 persennya jika seperti itu, jangan buang-buang uang rakyat karena saya tahu anggarannya tidak sedikit,” tegas Sudewo.
Seperti yang diketahui, sebagaian kondisi jalan nasional Indonesia ada yang masih memperhatikan, sepanjang 1.396 kilometer jalan yang tercatat rusak berat dan 420 kilometer bertipe pengerasan tanah kondisi jalan nasional yang rusak berat sekitar 3 persen dari total jalan nasional sepanjang 47.017 kilometer. Panjangnya setara kurang lebih Pulau Jawa. (tn/sf)