Tapanuli Selatan, Jamkesnews – Mukhlis Siregar (48), seorang wiraswasta yang tinggal di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
Keseharian dirinya menjalankan usaha bengkel sparepart sepeda motor di rumahnya.
Ia menceritakan kisahnya merasakan hidup kembali, setelah ia berhasil melewati operasi pemasangan ring jantung di Rumah Sakit Adam Malik Medan. Seakan diberi kesempatan kembali, kini ayah tiga orang anak ini dapat kembali menjalankan usaha bengkel sederhananya di rumah.
Disela kesibukannya, ia bercerita dan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada BPJS Kesehatan dan masyarakat yang sudah ikut serta berpatisipasi dalam membangun Program JKN-KIS. Berkat gotong royong membayar iuran dirinya dapat membiayai operasi jantungnya.
“Sudah beberapa bulan belakangan tahu kalau saya sakit jantung. Ketika saya melakukan pemeriksaan di rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, dokter merekomendasikan untuk pemasangan ring. Disitu saya sudah kira-kira biayanya pasti besar. Saya taksir kalau pakai biaya sendiri saya tidak akan sanggup. Disitulah saya bersyukur sekali,” ujar Mukhlis, Selasa (30/06).
Awalnya Mukhlis belum begitu terbuka dengan keberadaan Program JKN-KIS. Kendati menjadi peserta JKN-KIS, Mukhlis lebih memilih berobat dengan membayar secara pribadi. Masih ada kekhawatiran kalau dirinya mengalami diskriminasi saat berobat menggunakan kartu JKN-KIS.
Pada akhirnya keteguhan hati Mukhlis pun padam, setelah dokter meminta dirinya menjalani rangkaian operasi pemasangan ring jantung. Hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Mukhlis, yang dirinya tahu satu tindakan operasi jantung biasanya memakan biaya yang sangat mahal berkisar antara 50 juta sampai 80 juta untuk satu ring saja. Belum termasuk biaya rawat inap, perawatan dan obat pasca operasi yang seluruhnya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
“Saya himbau kepada masyarakat, untuk mendaftar BPJS Kesehatan (Program JKN-KIS). Berkat BPJS Kesehatan inilah saya bisa pasang ring sampai ke Rumah Sakit Adam Malik Medan. Justru pakai JKN-KIS, saya rasa malah jadi lebih bagus, rujukannya sampai ke Medan,” ungkap Mukhlis.
Melalui pengalamannya tersebut, Mukhlis akhirnya telah membuktikan sendiri pelayanan tanpa diskriminasi yang ia terima. Tanpa pandang bulu, dirinya juga menerima pelayanan yang sama dengan yang lain. Ia berharap Program JKN-KIS dapat membantu orang lain sepertinya. Yang membutuhkan biaya besar dan membutuhkan pertolongan untuk berobat.
BNI Syariah, Vivo, Kemensos RI, BPJS Kesehatan RI, UPH, Kemendikbud RI, Inspirational Video, Motivational Video