Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember diilhami perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19. Kegigihan para pahlawan wanita Indonesia itu kemudian diabadikan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani) tahun 1938 untuk mengenang peran penting wanita Indonesia merebut kemerdekaan.
Refleksi ini disampaikan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Tohir dalam keterangan persnya kepada Parlementaria, Rabu (22/12/2021). “Hari Ibu ini diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said, dan lain-lain,” ungkapnya.
Hafisz menjelaskan, pada konges pertama, 22-25 Desember 1928, para wanita Indonesia sepakat membentuk wadah yang bernama Kowani. Waktu itu, hadir sekitar 30 organisasi perempuan se-Indonesia di Gedung Mandalabhakti Wanitatama, Jalan Adisucipto, Yogyakarta. Sementara Hari Ibu sendiri baru diputuskan pada Kongres III tahun 1938.
“Lalu melalui Dekrit Presiden Nomor 316 tahun 1959, Soekarno menetapkan 22 Desember ini sebagai Hari Ibu yang diperingati secara nasional,” urai legislator dapil Sumatera Selatan I ini. Pada kongres III itu, muncul kesadaran bersama dari para wanita Indonesia untuk menyatukan pikiran, semangat, dan perjuangan menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan.
Para feminis ini, lanjut Hafisz, menggarap berbagai isu, salah satunya menyatukan kaum perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan merebut kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek, dan pembangunan bangsa. Isu lainnya yang dibahas dalam kongres III adalah perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, masalah perbaikan gizi, kesehatan bagi ibu dan anak, pernikahan usia dini, dan lain-lain.
“Selanjutnya Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati untuk menghargai jasa-jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri, maupun sebagai warga negara, warga masyarakat, dan abdi Tuhan Yang Maha Esa,” pandang politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu lagi.
Peringatan Hari Ibu sebetulnya untuk mengingatkan rakyat Indonesia sebagai hari kebangkitan dan persatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa. “Hari ini 22 Desember 2021 mari kita peringati Hari Ibu untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu bangsa yang telah banyak berjasa membesarkan kita semua,” tutupnya. (mh/sf)