Setiap tahunnya, tanggal 21 Maret diperingati sebagai Hari Hutan Sedunia. Momentum ini kerap dijadikan ajang penyampaian pesan pentingnya peran hutan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini juga disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi yang menyatakan bahwa mempertahankan hutan merupakan hal penting yang harus dilakukan.
“Yang akan kita dorong adalah, areal hutan yang ada harus dipertahankan. Tidak boleh lagi ada ekspansi kepentingan-kepentingan di luar kehutanan. Itu yang paling pokok! Mempertahankan hutan adalah lebih penting daripada kita membuat program baru,” tegas Dedi di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).
“Program baru misalnya program penanaman pohon. Belum tentu kan pohonnya tumbuh, tapi kalau hutan yang ada sudah jelas ada. Jangan sampai kita membuat proyek-proyek reboisasi dengan biaya yang tinggi, hutan yang ada nya dibabatin,” sambung politisi Partai Golkar itu.
Kepada Parlementaria, Dedi menjelaskan bahwa seharusnya ada rencana tata ruang nasional yang dapat diturunkan menjadi rencana tata ruang kabupaten/kota. Rencana tata ruang ini harus memuat ketetapan yang mengatur perlindungan kawasan hutan.
“Berulang-ulang saya ngomong harus tata ruangnya dulu. Harus ada tata ruang nasional! Dan tata ruang nasional itu diterjemahkan menjadi tata ruang kabupaten/kota yang di dalamnya melakukan penetapan kawasan-kawasan hutan yang tidak boleh diubah,” ungkap legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat VII ini.
Sebagai refleksi peringatan Hari Hutan Sedunia, Dedi mengecam pembalakan liar yang kerap dilakukan di Indonesia. “Gini, menebang pohon liar (secara ilegal) adalah sebuah kejahatan dan menanam pohon adalah sebuah kebaikan,” tutup Dedi setelah memimpin RDP Komisi IV dengan Ketua Himpunan Mitra Produksi Organik, Ketua Umum KTNA; dan Ketua Umum HKTI terkait permasalahan pupuk bersubsidi. (uc/sf)