Sebagai kelanjutan dari seminar Film Foxtrot Six sebelumnya, UPH kembali kedatangan para insan industri perfilman di balik film Foxtrot Six, sebuah film action berkualitas Hollywood karya anak bangsa besutan sutradara Randy Korompis.
Kegiatan ini sendiri merupakan bagian dari kampanye promosi pengenalan film Foxtrot Six yang bertujuan untuk membagikan wawasan dan pengetahuan bagaimana film Foxtrot Six dibuat dari naskah sampai promosi dan pemasaran film hingga sampai ke khalayak umum.
Uniknya, naskah film karya kreatif anak bangsa ini mampu menarik perhatian Mario Kassar, salah satu produser ternama Hollywood.Dia merupakan seorang produser besar di balik film-film ternama, seperti Terminator 2: Judgment Day, Rambo, Basic Instinct 2 dan Total Recall. Hal ini tentunya merupakan sebuah hal yang patut dibanggakan, sebab butuh perjuangan yang tidak mudah membuat naskah bahkan sampai menjadi film berstandar internasional.
Dilatarbelakangi hal tersebutlah, seminar ini diadakan pada 11 Februari di UPH Lippo Village yang mendatangkan Rio Dewanto dan Verdi Solaiman sebagai aktor, serta Andreas Ian Tika, sebagai salah satu produser. Dan secara khusus hadir pula Mario Kassar sebagai executive producer.
Alfiansyah Zulkarnain, ketua program studi DKV UPH menyatakan bahwa acara ini tentunya menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi para mahasiswa khususnya. Sebab di seminar ini tidak hanya membagikan wawasan bagi satu program studi tertentu, namun ditujukan untuk beberapa program studi, yakni DKV, ilmu komunikasi dan musik.
“Seminar ini menjelasksan bagaimana proses pembuatan dari sebuah film hingga ditampilkan ke khalayak umum. Dan juga dalam sebuah film ini tergambar suatu interdisipliner berbagai bidang baik dari sisi desain, directing, musik dan komunikasi bisnis,” jelas Alfian kepada para peserta mahasiswa UPH dari prodi Conservatory of Music, Ilmu Komunikasi dan DKV.
Lebih lanjut Alfian menjelaskan bahwa keterkaitan disiplin ilmu di jaman saat ini sangat krusial, dan merupakan skill set yang perlu dimiliki oleh seseorang di dunia industri. “Acara ini tentunya diharapkan dapat membuka wawasan tidak dari satu ilmu saja, namun juga berbagai bidang ilmu. Baik secara akademis maupun praktisi serta dapat menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi bangsa dan negara,”tegasnya.
Terkait dengan bidang interdisipliner ilmu, Rio Dewanto juga menyatakan apa yang dia pelajari sewaktu terlibat dalam proyek Foxtrot Six ini, dia menyatakan dari seorang Mario Kassar yang sudah malang melintang di dunia Hollywood, Rio belajar bahwa dari sebuah satu lini produk seperti contohnya Foxtrot Six sudah dipikirkan sejak dini berbagai hal yang bisa dikembangkan. “Bisa diproyeksikan menjadi kaos, merchandise, topi, hoodie, tas, dan sebagainya. Jadi sumber dana bisa darimana saja,” ujar Rio.
Sejalan dengan hal tersebut, Mario Kassar juga berpesan bahwa jika seseorang ingin serius berkarya di dunia bisnis perfilman, haruslah memiliki passion, “Mungkin itu directing, producing, bahkan acting, jika hal itu merupakan passionmu, jangan pernah menyerah, teruslah mencari dan mencoba sampai jalan terbuka. Hal ini juga berlaku bagi bidang lain, baik itu bidang kedokteran, hukum, bisnis atau apapun juga. Be passionate. Kamu harus percaya pada dirimu,” tandas Kassar.