Jakarta – Kementerian PUPR selaku pembina jasa konstruksi nasional mendorong peningkatan ekspor Indonesia melalui ekspor jasa konstruksi. Industri jasa konstruksi Indonesia yang dimotori oleh BUMN Karya terus mengembangkan pasar ke luar negeri.
Kemampuan perusahaan konstruksi nasional dalam mengerjakan proyek infrastruktur telah mendapat pengakuan dari negara-negara lain. Kerjasama di sektor konstruksi menjadi salah satu bahasan kunjungan delegasi Namibia ke Indonesia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono kepada delegasi Namibia saat melakukan pertemuan di kantor PT. Wijaya Karya (WIKA), Jakarta, Rabu (29/8/2018) mengatakan PT. WIKA merupakan BUMN yang paling ekpansif melakukan ekspor jasa konstruksi ke luar negeri.
“Keputusan Namibia untuk melibatkan PT. WIKA membangun infrastruktur disana adalah benar. Dalam hal manajerial, PT WIKA memiliki standar operasi yang bagus, baik dari segi keamanan maupun kualitas, karena salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia,” terangnya.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Nambia dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Hubungan Internasional dan Kerjasama Republik Namibia Netumbo Nandi Ndaitwah dengan sejumlah menteri yakni Menteri Industri, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah Tjekero Tweya, Menteri Pertanian, Air dan Kehutanan Alpheus Naruseb dan Menteri Ekonomi dan Direktur Komisi Perencanaan Nasional Obeth Kandjose.
Sementara Menteri Basuki didampingi oleh Komisaris Utama PT. WIKA Imam Santoso, Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Tumiyana, dan Duta Besar RI untuk Namibia dan Angola Eddy Basuki.
Direktur Utama PT. WIKA Tumiyana, mengatakan saat ini pihaknya masih dalam tahap penjajakan untuk memilih proyek-proyek yang akan dikerjakan. PT. WIKA pun akan segera mengirim tim ke Namibia untuk menindaklanjuti pertemuan hari ini untuk mendetailkan proyek-proyek yang ditawarkan oleh negara tersebut.
Selain PT. WIKA, BUMN Karya lainnya yang telah mengerjakan proyek di luar negeri yakni PT. Waskita Karya, PT. PP, PT. Brantas Abipraya, PT. Hutama Karya dan PT. Adhi Karya. Jumlah ekspor jasa konstruksi Indonesia pada Agustus 2017 tercatat sebesar Rp 568,4 atau meningkat dibanding ekspor tahun 2016 sebesar Rp 282 miliar.
Kementerian PUPR turut berperan dalam mempeomosikan kemampuan pelaku jasa konstruksi nasional seperti pada pameran konstruksi yang dilakukan di luar negeri dan membentuk Forum Ekspor Konstruksi Indonesia.