Dengan JKN-KIS, Tidak Perlu Sesak Napas Pikirkan Biaya Berobat

“Kesehatan merupakan salah satu anugerah berharga yang Tuhan karuniakan kepada kita sehingga sudah sepatutnya  kita syukuri dan jaga dengan sebaik-baiknya. Namun demikian pada kenyataannya terkadang kita masih sering lalai dalam menjaga kesehatan.

Kadang kita tidak peduli dengan pola hidup dan lingkungan yang tidak sehat yang sebenarnya menjadi salah satu pemicu yang menyebabkan seseorang sakit”

Read More

Gunungsitoli (14/02/2019) – Ungkapan itulah yang disampaikan oleh Nurhayati Zega, peserta JKN-KIS yang sedang menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli karena infeksi paru-paru atau bronkitis yang dideritanya. Ketika tim Jamkesnews mengunjungi dan menanyakan tentang pengalamannya memanfaatkan Program JKN-KIS, Nurhayati mengakui bahwa dirinya memang memiliki riwayat sesak nafas, namun selama ini dirinya enggan untuk memeriksakan ke dokter karena alasan waktu dan ketersediaan biaya.

 

“Sebenarnya saya sudah sering mengalami sesak nafas, namun sesak yang saya rasakan kali ini berbeda dengan yang sebelumnya saya alami. Biasanya jika sesak nafas, saya hanya cukup berhenti sejenak dari rutinitas dan mengambil waktu untuk istirahat,” aku wanita berusia 21 tahun tersebut kepada Jamkesnews, Kamis (31/01).

Lebih lanjut ia menceritakan bahwa pada pagi hari saat hendak pergi bekerja, ia mengalami sesak nafas yang hebat bahkan sampai dirinya tidak sadarkan diri.

“Saat saya tersadar, ternyata saya sudah berada di rumah sakit. Setelah mendapatkan penangan dari tim medis, dokter menyampaikan bahwa saya mengalami gangguan pada paru-paru. Harus saya akui, memang saya kurang peduli dengan kesehatan diri saya. Sudah tau sering sesak nafas tapi saya  enggan memeriksakannya ke dokter karena keterbatasan biaya. Belum lagi pekerjaan sehari-hari yang menuntut saya harus menggunakan masker sering saya abaikan,” tutur wanita yang bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu perusahan tersebut.

 

Kepada tim Jamkesnews Nurhayati juga menyampaikan bahwa saat dirinya dibawa ke rumah sakit, keluarganya tidak mengalami hambatan apapun, pelayanan dan penanganan di IGD oleh para petugas rumah sakit juga dilakukan dengan sigap.

“Sewaktu sadar dari kondisi pingsan, saya sudah di ruang IGD rumah sakit dan sudah terpasang alat bantu pernafasan juga infus di tangan. Saat itu saya bingung mengapa saya berada di ruangan ini. Setelah beberapa saat barulah saya sadar dengan apa yang telah terjadi setelah keluarga menceritakan semuanya.  Saya juga tersadar bahwa manfaat JKN-KIS yang selama ini saya dengar dan beredar di masyarakat, bukanlah isapan jempol belaka, JKN-KIS sangat membantu sekali pengobatan pesertanya,” ujar wanita kelahiran 07 April 1997 ini.

 

Nurhayati kini semakin yakin bahwa  manfaat JKN-KIS sangat nyata dan menolong banyak pesertanya. Ia ditangani dengan cepat dan tepat tanpa merasa dibeda-bedakan. Ia juga sempat berbincang-bincang dengan beberapa pasien di ruangan itu yang ternyata juga menggunakan JKN-KIS dan benar-benar merasakan manfaatnya karena pengobatannya dijamin program JKN-KIS.

“Semakin nyata bahwa Program JKN-KIS adalah program yang sangat baik dan bermanfaat. Saya senang karena negara sangat memperhatikan dan  semakin dekat dengan rakyatnya melalui Program JKN-KIS. Saya juga sempat bercanda dengan ibu saya bahwa untuk mengobati sesak nafas, tidak perlu sampai harus sesak nafas memikirkan biaya pengobatannya karena ada JKN-KIS yang menolong,” ujarnya sambil tersenyum.

Di akhir wawancara, Nurhayati berharap agar seluruh peserta JKN-KIS terus bersemangat menolong sesama dengan membayar iuran secara rutin dan tepat waktu.

“Saat ini biaya pengobatan saya yang ditolong oleh jutaan peserta JKN-KIS, bisa jadi besok atau lusa, saya dan jutaan peserta lainnya yang menolong saudara. Teriring doa dan harapan agar kita semua selalu sehat,” tutupnya.

Related posts

Leave a Reply