Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Achmad Dimyati Natakusumah memimpin tim kunker BURT meninjau RS Mandaya Royal Hospital Puri yang merupakan salah satu RS Provider dari PT Asuransi Jasindo yang melayani peserta jamkestama. Dimyati menilai rumah sakit tersebut representatif karena fasilitasnya yang cukup modern dengan peralatan medis yang canggih.
“Kami melihat dan mendengar RS ini sangat representatif, sekelas dengan RS yang ada di Singapore. Ternyata begitu kita berkunjung, ya memang luar biasa. Kamarnya bagus, dokter-dokter spesialisasinya mumpuni, professional. Fasilitasnya dari mulai MRA, CT Scan dan lain sebagainya mungkin satu-satunya di Indonesia yang paling modern,” ujar Dimyati di RS Mandaya Royal Hospital Puri di Tangerang, Banten, Rabu (15/9/2021).
Selain itu, Dimyati juga meminta Jasindo untuk segera bekerja sama lebih intens dengan RS Mandaya Royal Hospital Puri. Karena RS ini dinilai profesional serta aksesnya cukup mudah dijangkau dekat dengan tol dan airport. Ia juga berharap RS Mandaya Royal Hospital Puri dapat melayani kesehatan masyarakat, anggota DPR RI beserta keluarganya secara paripurna.
“Mandaya Royal Hospital Puri ini profesional, tempatnya bagus, fasilitasnya lengkap, SDM-nya bagus, dokter spesialisnya banyak dan menurut posisi rumah sakit ini adanya di ujung jakarta dekat dengan airport maka ini sangat pas untuk anggota DPR dan keluarga serta para pejabat negara lainnya,” pungkasnya.
Di sisi lain, Presiden Direktur Mandaya Royal Hospital Puri dr. Ben Widjaja, MBChB(UK) menjelaskan RS Mandaya Royal Hospital Puri memiliki tiga pusat keunggulan dalam melayani pasien yaitu mulai dari sisi jantung dan pembuluh darah, kemudian syaraf yaitu otak dan tulang belakang serta kanker.
“Jadi segala peralatan yang lumayan advance. Terbaru di tiga bidang ini kami investasikan sangat banyak dan juga dokternya sangat lengkap dan tentunya masing-masing dokter tidak bekerja sendiri tetapi kita membentuk suatu tim dokter. RS ini juga berkolaborasi dengan rumah sakit di Inggris dan di Amerika untuk dapat menangani pasien secara kolaboratif untuk mendapatkan diagnosa dan tindakan yang terbaik untuk pasien,” terang dr. Ben Widjaya. (nvl/es)