Medan, 2 Maret 2021 – Berdasarkan Renstra Kementerian PUPR tahun 2020 – 2024, hingga akhir tahun 2019, jaringan irigasi yang menjadi kewenangan pusat yang akan dilakukan operasi dan pemeliharaan sepanjang 51.312 km dan jaringan irigasi rawa yang dilakukan operasi dan pemeliharaan sepanjang 14.770 km.
Tentu saja, melakukan operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi sepanjang itu bukanlah hal yang mudah. Dengan keterbatasan sumber daya manusia yang kita miliki, O & P jaringan irigasi harus dilaksanakan semaksimal mungkin agar sistem irigasi yang telah dibangun dapat terus berjalan secara berkelanjutan.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi SDA dan Permukiman, BPSDM Kementerian PUPR, Ruhban Ruzziyatno dalam sambutan penutupan Pelatihan SMOPI secara daring Selasa (2/3).
Ruhban menyampaikan pelatihan berawal dari Balai Irigasi Kementerian PUPR telah berupaya menjawab tantangan dengan dibangunnya Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Irigasi (SMOPI). Dengan SMOPI diharapkan O & P irigasi yang kita laksanakan dapat berjalan lebih maksimal dengan SDM yang terbatas.
Untuk memaksimalkan kegunaan dari SMOPI, saat ini telah selesai dilaksanakan Pelatihan SMOPI sejak tanggal 22 Februari – 02 Maret 2021 secara daring oleh Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah I Medan. Pelatihan ini diikuti oleh 26 peserta di lingkungan Kementerian PUPR dan Dinas PUPR Provinsi/Kota/Kabupaten.
Lebih lanjut Ruhban mengatakan dengan adanya SMOPI ini, O&P irigasi yang dilaksanakan dapat berjalan lebih maksimal dengan SDM yang terbatas. Pengisian blangko O&P yang sebelumnya secara manual dapat dilaksanakan melalui aplikasi dan pengiriman data serta koordinasi dapat dilakukan lebih cepat pula.
Taufik Irwansyah, ST., salah satu peserta yang berasal dari Balai Wilayah Sungai III menyampaikan pendapatnya setelah mengikuti pelatihan SMOPI ini, “Menurut saya pelatihan ini sangat bermanfaat, yang mana saya mengetahui tugas seorang warga OP Irigasi sebenarnya untuk mendukung cita-cita bangsa dalam program Nawacita Presiden Republik Indonesia. Selain itu sebagai warga OP Irigasi berperan untuk memenuhi kebutuhan pangan pada setiap daerah yang berpotensi menjadi lumbung padi dan juga dalam hal ini kita bisa membantu pemerintah dalam hal impor beras dari negara tetangga,”ungkap Taufik.
Selama kegiatan pembelajaran Pelatihan berlangsung, telah diadakan evaluasi, meliputi pretest, post test, latihan soal serta diskusi. Berdasarkan hasil evaluasi peserta oleh pengajar, jumlah kehadiran peserta dan juga keaktifan proses belajar mengajar, maka jumlah peserta yang dinyatakan “Lulus Pelatihan” sebanyak 24 orang dengan rincian adalah sebagai berikut: Peserta dengan predikat “Memuaskan” sebanyak 4 (empat) orang; Peserta dengan predikat “Baik Sekali” sebanyak 20 (dua puluh) orang dan peserta yang “Tidak Lulus” sebanyak 2 (dua) orang. (Kompu BPSDM)