Jakarta, 10 Desember 2020. BNI Syariah menggelar public lecture dengan format webinar bekerjasama dengan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Kafegama), Rabu (9/12).
Tema Kafegama Webinar Series ini adalah percepatan pengembangan perbankan syariah.
Hadir pada webinar ini Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo; Ketua Umum Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Kafegama), Perry Warjiyo; Sekretaris Umum Kafegama, Friderica Widyasari Dewi; Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo; dan lebih dari 600 peserta yaitu masyarakat dan akademisi.
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan perbankan syariah merupakan salah satu energi baru ekonomi Indonesia. “Perbankan syariah berkomitmen menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat,” kata Firman.
Perbankan syariah mempunyai kinerja yang lebih solid dan stabil di tengah kondisi pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan karena operasional bank syariah didasarkan pada fiqh dan dengan akad yang sesuai dengan landasan hukum islam. Selain itu, bank syariah juga terproteksi dari negatif spread disebabkan karena adanya natural hedging dan efisiensi dari sisi biaya dana dan yield pembiayaan yang optimal.
Terkait strategi akselerasi perbankan syariah, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu inovasi digital dan kolaborasi. Hal ini karena kedepan mesin pertumbuhan tidak hanya berasal dari business driven tapi juga dari digital. Saat ini, menurut Abdullah Firman generasi milenial mendominasi jumlah populasi di Indonesia, sehingga dalam rangka meningkatkan kinerja dibutuhkan pengembangan digital banking untuk menyasar generasi milenial sebagai potential market perbankan syariah.
Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah tidak hanya fokus untuk menggarap commercial finance tetapi juga social finance. Optimalisasi pembayaran zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) menggunakan metode digital merupakan salah satu strategi BNI Syariah untuk memberikan kemudahan sekaligus manfaat dan kebaikan bagi masyarakat.
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan perbankan syariah pada 2019 mencatat pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional. “Dalam lima tahun terakhir, pembiayaan dan dana perbankan syariah Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 12-14% per tahun,” kata Kartika.
Menurut Kartika, untuk mendukung pertumbuhan keuangan syariah, terdapat 6 bidang yang dapat diatur pemerintah yaitu peningkatan pengawasan regulasi, menyeimbangkan perlakuan pajak, memperkuat framework kepailitan, mempromosikan standarisasi, memastikan kecukupan likuiditas, dan membangun praktik manajemen risiko yang baik.
Menurut Ketua Umum Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Kafegama), Perry Warjiyo, webinar ini merupakan komitmen untuk meningkatkan literasi perbankan syariah secara akademik ke masyarakat. “Diharapkan seri kedua webinar ini bisa menjawab tantangan terkait perbankan syariah di Indonesia,” kata Perry Warjiyo.
Berdasarkan riset dari State of the Global Islamic Economy Report tahun 2019, industri halal menyimpan potensi besar yaitu sebesar US$ 2,2 triliun. Potensi industri halal ini terdiri dari halal food, fashion, media, tourism, pharmacy, cosmetics dan umrah. Dengan dukungan Pemerintah dan regulator, industri perbankan syariah kedepannya diharapkan tumbuh secara eksponensial, sehingga meningkatkan perekonomian Indonesia.
Abdullah Firman Wibowo juga menyampaikan kebanggaannya atas kerjasama BNI Syariah dengan UGM. Beberapa kerjasama bisnis yang telah dilakukan adalah terkait kebutuhan jasa produk dan layanan Hasanah di antaranya Tabungan Haji dan Umroh, BNI iB Griya Hasanah, serta Griya Swakarya. Selain itu, BNI Syariah juga telah menerbitkan Kartu Pembiayaan BNI iB Hasanah Card bekerja sama dengan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada-Magister Manajemen (KAFEGAMA-MM).
Lazada Baby Store, BNI Syariah, Hotel Santika Premiere ICE-BSD, P&G Indonesia, Inspirational Video, Motivational Video