Jakarta, April 2020 – Badan Pengembangam Sumber Daya Manusia (BPSDM) melakukan evaluasi keberhasilan pelaksanaan assessment berbasis online terhadap sejumlah Pejabat Administrator di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Assessment yang diselenggarakan pada 16-17 April lalu itu dilakukan secara online, karena untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang tengah menjadi pandemi secara global. Sebagai pilot project, BPSDM PUPR perlu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilannya. Kepala Pusat Penilaian Kompetensi dan Pemantauan Kinerja, Dodi Krispratmadi, melalui konferensi video pada rapat evaluasi di Jakarta, Kamis (23/4) menyebutkan dari hasil assesstment secara online terhadap enam pejabat administrator, antara lain diketahui ada yang belum memiliki data profil kompetensi.
Dari hasil evaluasi disimpulkan, assessment berbasis online lebih efisien dari segi waktu dan biaya, sehingga dapat digunakan untuk kegiatan penilaian kompetensi selanjutnya selama masa pandemic Covid-19. Dari pelaksanaan assessment berbasis online secara perdana tersebut diketahui bahwa kapasitas infrastuktur IT PUPR yang ada sekarang tidak cukup besar, dengan perkiraan hanya sekitar 15 asesi secara bersamaan. Lebih dari itu sering terjadi gangguan suara dan gambar. Sementara bagi asesor, meskipun tidak ada LGD, alat penilai diganti dengan Role Play/ manajemen interaksi yang bisa untuk menggali profil kompetensi dari asesi.
Kepala BPSDM Kementerian PUPR, Sugiyartanto, yang turut hadir dalam rapat evaluasi tersebut, melalui konferensi video mengatakan apa yang sudah dilakukan oleh Pusat Penilaian Kompetensi dan Pemantauan Kinerja pada pelaksanaan assessment berbasis online tersebut sudah baik, namun masih perlu dilihat lagi kebutuhan pendukung pelaksanaannya, baik dari segi peralatan (hardware) masalah koneksi, sampai ke asesor dan asesinya. Dari segi peralatan harus bersinergi dengan program Smart Classroom yang sudah ada di BPSDM, sedangkan dari segi koneksi internet juga perlu diperhatikan masalah kebutuhan bandwith hingga provider, dimana harus benar-benar dipilih.
Sugiyartanto menambahkan, asesor (penilai) harus dipenuhi kebutuhan hardware serta koneksi internetnya untuk menghindari kendala pada saat memberikan penilaian. Demikian halnya dengan asesi. Bilamana ada yang kurang tanggap atau gagap terhadap teknologi, makan peran IT harus sigap menanggulanginya.
Dengan pelaksanaan assessment berbasis online oleh Pusat Penilaian Kompetensi dan Pemantauan Kinerja,
tersebut bukan tidak mungkin Pusat-Pusat lainnya dapat menyelenggarakan Diklat Teknis berbasis online. “Yang terpenting kebutuhan pendukungnya harus benar-benar dipersiapkan. Bila perlu Bagian Data dan Informasi, Sekretariat BPSDM membuat SOP mengenai Penyelenggaraan Diklat Teknis berbasis online agar dapat dijadikan acuan oleh Pusat 2, Pusat 3, dan Pusat 4 melalui Balai Pendidikan dan Pelatihan BPSDM yang ada di seluruh Indonesia,” ujar Sugiyartanto, seraya berharap dengan adanya SOP tersebut penyelenggaraan Diklat Teknis berbasis online dapat menghasilkan output yang sama dan lebih akuntabel.
Jumlah peserta assessment sebanyak enam orang dari sembilan orang yang diundang, dengan rincian empat orang mendapatkan assessment secara online di Balai Pensi, sedangkan dua orang lainnya di tempatnya masing-masing. Mereka mengerjakan serangkaian test online pada hari pertama secara mandiri kemudian pada hari ke dua diwawancarai secara online oleh asesor dan penilai teknis.
BPSDM PUPR RI, UPH, BNI Syariah, Vivo, UIN SUKA Yogyakarta, Sadhana, HP Inc. Indonesia, Inspirational Video, Motivational Video