Jakarta, 3 Agustus 2023 – Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kenaikan harga dan ditutup pada posisi harga IPO Rp 875 pada penutupan perdagangan Rabu di awal pekan pertama Agustus ini. Tren kenaikan harga saham perusahaan penyedia listrik bertenaga panas bumi ini terlihat menguat dalam dua pekan terakhir.
Analis Teknikal dari CGS-CIMB Sekuritas, Ratna Wijayanti, menyatakan bahwa potensi kenaikan saham PGEO bisa berlanjut ke level 920-950 rupiah per saham jika berhasil menyentuh level 900 rupiah. Namun, ia juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan adanya minor koreksi jika harga saham belum mencapai 900 rupiah.
Ratna menyebutkan bahwa level support saham PGEO berada pada rentang 830-860 rupiah. Selain itu, dari sisi fundamental, saham ini didukung oleh berita positif tentang peningkatan kinerja keuangan hingga semester pertama 2023.
Dalam 2 pekan terakhir, harga saham PGEO telah meningkat 17%, sehingga market cap atau kapitalisasi pasar PGEO mencapai Rp 36 triliun. PT Pertamina Power Indonesia menguasai 69% saham PGEO, Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited 15%, dan masyarakat 10%.
Analis CTA Saham, Andri Zakarias Siregar, melihat bahwa secara teknikal, PGEO masih dalam fase konsolidasi pada kisaran 795 – 935 rupiah. Ia berpendapat bahwa jika saham ini bisa melewati dan ditutup di atas 925 rupiah, maka target kenaikan berikutnya akan berada di resistance 1.100-1.250 rupiah.
Pada tanggal 6 Juni 2023, saham PGEO sempat mencapai level tertinggi (all-time high) di posisi Rp 925 setelah perusahaan mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan pergantian direksi dan membagikan dividen sebesar 78% dari laba bersih tahun 2022 atau $100 juta.
Agenda RUPS tersebut memberikan kepercayaan kepada publik mengenai konsistensi PGEO dalam menjaga kinerja melalui ekspansi usaha sehingga mampu memberikan dividen maksimum 50% setiap tahunnya sesuai dengan prospektus IPO perseroan.