Sejarah 29 Tahun “Diplomasi Ikan” Indonesia – Jepang

Seremonia.id – Pada masa lalu, sebagai simbol persahabatan antara kedua negara, pemimpin Indonesia dan Kaisar Jepang saling bertukar spesies ikan hias langka. Tradisi ini pun dilanjutkan Presiden Jokowi dengan memperkenalkan ikan arwana super red dewasa kepada Kaisar Jepang. Ikan tersebut dipajang dalam sebuah akuarium besar berpigura kayu jati cokelat kehitaman yang diukir khas Jepara. Dengan panjang hampir 60 sentimeter dan sisik berwarna merah darah yang mempesona ketika terkena cahaya, ikan tersebut berasal dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum di Kalimantan Barat.

Presiden Joko Widodo menunjukkan ikan arwana (Sleropages formosus) dewasa jenis super red kepada Kaisar Naruhito saat berada di Istana Bogor. Foto: Indonesia.go.id/SETPRES

Ikan ini dihadiahkan oleh Presiden Jokowi dan Ibu Negara kepada Kaisar dan Permaisuri Jepang. Sebelumnya, Kaisar Akihito juga pernah menerima hadiah serupa dari Presiden Soeharto pada kunjungan ke Indonesia pada 3 Oktober 1991.

Sejarah diplomasi ikan ini merupakan hasil dari Perjanjian Perdamaian Jepang-Indonesia yang ditandatangani di Jakarta pada 20 Januari 1958, yang memperingati 65 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Perjanjian tersebut berasal dari perundingan di San Fransisco, Amerika Serikat pada tahun 1951, di mana Jepang diminta untuk bertanggung jawab kepada 12 negara di Asia, termasuk Indonesia, sebagai bentuk ganti rugi perang.

Meskipun Jepang pernah menjadi negara penjajah di Indonesia selama tiga tahun delapan bulan, hubungan diplomatik antara kedua negara terus berkembang.

Pada kunjungan kenegaraan Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko Shoda ke Jakarta pada tahun 1991, mereka juga memberikan hadiah 50 ekor ikan mas kepada Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Ikan-ikan tersebut merupakan hasil persilangan dengan indukan dari Indonesia. Foto arsip menunjukkan kemiripan ikan hadiah dari Kaisar Akihito dengan ikan koi, dengan tubuh putih dan corak merah di beberapa bagian tubuh.

Awalnya, kisah diplomasi ikan ini dimulai 29 tahun sebelumnya, ketika Putra Mahkota Akihito dan Putri Michiko mengunjungi Indonesia pada Februari 1962. Saat itu, mereka terkesima melihat koleksi ikan mas kumpay di kolam istana Bogor. Ikan mas kumpay memiliki keindahan dan keanggunan dengan sirip panjang dan berumbai. Sebanyak 80 ekor ikan mas kumpay dikirim ke Jepang sebagai hadiah dari Presiden Soekarno kepada Putra Mahkota Jepang saat itu.

Selain menerima hadiah ikan hias, Presiden Soekarno juga mengajak pasangan tersebut untuk mencicipi buah durian. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan kedua setelah pertemuan pertama saat Presiden Soekarno melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang dan bertemu dengan Kaisar Hirohito di Istana Kekaisaran Tokyo pada 3 Februari 1958.