Manila, 14 November 2017 – Indonesia sangat mendukung keputusan para Pemimpin ASEAN agar memperkuat sentralitas ASEAN dan akses pasar ASEAN ke pasar global. Hal ini ditegaskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang mendampingi Presiden RI Joko Widodo pada rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-31, yang berlangsung 13-14 November 2017 di Philippines International Convention Centre (PICC), Manila, Filipina.
“Indonesia mendukung keputusan Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN untuk memperkuat Sentralitas ASEAN, melipatgandakan perdagangan intra-ASEAN dan eksternal-ASEAN, bahkan meningkatkan peran perdagangan ASEAN di pasar global dari peringkat ke-6 menjadi ke-4 dunia,” tegas Mendag.
KTT ASEAN diikuti seluruh Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dan Kepala Negara/Pemerintahan negara mitra dagang ASEAN (China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru) serta mitra lainnya (AS, Rusia, Kanada dan Uni Eropa).
Di bawah keketuaan Filipina di ASEAN, dengan mengusung tema ‘Partnering for Change, Engaging the World’, ASEAN mampu mendorong proses integrasi ekonomi dan menyelesaikan berbagai inisiatif integrasi baik dalam konteks intra-ASEAN maupun dalam konteks eksternal-ASEAN. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Consolidated Strategic Action Plans (CSAPs) dari cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025.
“Indonesia juga sangat berterima kasih kepada Filipina, selaku Ketua ASEAN pada tahun 2017 ini, yang telah secara sungguh-sungguh mendorong berbagai kemajuan implementasi cetak biru MEA 2025,” imbuh Mendag.
ASEAN semakin percaya diri bahwa proses integrasinya akan semakin berkembang dan terus berlanjut di masa keketuaan Singapura pada tahun 2018 sehingga ASEAN menjadi lebih stabil dan lebih tangguh serta semakin aktif berperan memajukan berbagai kerja sama ekonomi di tingkat regional dan global.
Kementerian Perdagangan, berkoordinasi secara regular dengan Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, selaku Ketua AEC Council Indonesia, mendorong seluruh Kementerian/Lembaga penanggungjawab berbagai inisiatif cetak biru MEA 2025 untuk mengimplementasikannya sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan.
“Perdagangan intra-ASEAN diharapkan dapat meningkat ke level 30%-40% dengan segera diimplementasikannya ASEAN Single Window, Sertifikasi Mandiri, dan e-Commerce khususnya untuk UKM, serta komitmen pengurangan biaya transaksi perdagangan sebesar 10% pada tahun 2020,” tandas Mendag.
Kerja Sama Perusahaan dengan UMKM
Para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN juga berkesempatan berdialog dengan perwakilan dunia usaha ASEAN yang tergabung dalam ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC). Sejumlah masukan disampaikan, di antaranya percepatan penyelesaian perundingan RCEP, penerapan ASEAN Business Travel Card (ABTC), penghapusan biaya-biaya yang tidak perlu dalam perdagangan, dan transparansi penerapan kebijakan nontarif.
Para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN menyambut baik rencana ASEAN-BAC yang akan mengintensifkan kegiatan ASEAN Mentorship for Entrepreneurs Network (AMEN) yang digagas oleh Filipina.
“Penguatan kerja sama antara perusahaan besar dan UMKM merupakan bagian dari bisnis inklusif yang bertujuan memampukan UMKM di ASEAN untuk dapat memanfaatkan integrasi ekonomi ASEAN dan turut berkontribusi, khususnya dalam meningkatkan perdagangan intra-ASEAN dan bahkan mampu menembus pasar global,” ungkap Mendag.
Para pemimpin ASEAN juga menyampaikan apresiasi atas usaha ASEAN menetapkan “ASEAN Seamless Trade Facilitation Indicators” dalam rangka menurunkan biaya transaksi perdagangan sebesar 10% pada tahun 2020.
Masing-masing negara anggota ASEAN juga telah berkomitmen untuk menyosialisasikan mekanisme on-line dan penanganan hambatan perdagangan di negara anggota ASEAN melalui ASEAN Solutions for Investment, Services, and Trade (ASSIST) kepada para pelaku usaha yang mengembangkan bisnisnya di ASEAN.