
11 Desember 2025 – Kementerian PPN/Bappenas, United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, dan UK Foreign, Commonwealth & Development Office (UK FCDO) meluncurkan Peta Jalan Water, Energy, Food (WEF) Nexus Indonesia di Kantor Bappenas, Rabu (10/12). WEF Nexus adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami serta mengelola sumber daya secara terpadu untuk meningkatkan sinergi pemanfaatan air, energi, dan pangan secara berkelanjutan. Peta Jalan ini menjadi sebuah cetak biru strategis untuk memperkuat pengelolaan sumber daya air, energi dan pangan yang terpadu dan berkelanjutan di Indonesia. Peta Jalan ini juga sekaligus menyediakan kerangka pengambilan keputusan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air-energi dan pangan yang terpadu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat ketahanan iklim, serta memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals.
Dalam sambutannya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan bahwa WEF Nexus sangat penting bagi kehidupan manusia, dan keterkaitan di antara ketiganya sebenarnya bukanlah hal yang baru. Menteri Rachmat Pambudy menegaskan bahwa
“Sepanjang sejarah, kemampuan mengelola air, energi, dan pangan telah menentukan kebangkitan dan kejatuhan peradaban. Kita diingatkan bahwa dengan industrialisasi dan peningkatan penduduk yang telah menciptakan tekanan terhadap sumber daya kita yang terbatas, kita perlu bertransformasi dengan mengubah pengelolaan air-energi-pangan yang silo-silo menjadi tata kelola yang terintegrasi.”
Asta Cita 2 dalam RPJMN 2025–2029 menegaskan bahwa swasembada pangan, energi, dan air merupakan pilar penting kemandirian nasional. Peluncuran Peta Jalan WEF Nexus Indonesia diharapkan memperkuat komitmen serta implementasi lintas pemangku kepentingan.
Minister-Counsellor (Pembangunan) UK FCDO Peter Rajadiston juga menyambut peluncuran Peta Jalan WEF Nexus.
“Peluncuran Peta Jalan WEF Nexus bukan sekadar pencapaian teknis tetapi juga menandakan komitmen Indonesia untuk menempatkan pemikiran sistem di pusat perencanaan nasional. Dengan mengintegrasikan sistem air, energi, dan pangan dengan tujuan iklim, Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan dan pertumbuhan dapat berjalan beriringan,” jelas Peter Rajadiston.
Pendapat yang sama dan memperkuat juga disampaikan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Sara Ferrer Olivella.
“UNDP memandang Nexus Air–Energi–Pangan sebagai pendekatan tata kelola strategis yang memperkuat institusi, mengurangi risiko sistemik, dan memastikan pemanfaatan sumber daya yang efisien serta bertanggung jawab. Seiring Indonesia melangkah menuju Indonesia Emas 2045, Peta Jalan ini memberikan arah untuk pengelolaan sumber daya yang lebih berkelanjutan—melindungi lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang,” ujar Sara Ferrer Olivella.
Lebih dari sekadar dokumen perencanaan, Peta Jalan ini menjadi panduan operasional yang nyata bagi instansi pemerintah, komunitas lokal, dan mitra pembangunan untuk secara kolaboratif membangun sistem yang tangguh serta rendah karbon di seluruh negeri. Hasil pelaksanaannya diharapkan dapat memperkuat langkah bersama menuju pencapaian Indonesia Emas 2045.





