Kamis, 25 Mei 2023 – Lima nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani oleh Otoritas Ibukota Nusantara (OIKN) dengan lembaga dan perusahaan Jepang sebagai awal dari kemitraan Indonesia-Jepang dalam proyek pengembangan IKN. Selain itu, 24 surat minat (LoI) telah diajukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang kepada OIKN di hadapan Presiden Joko Widodo.
Nusantara, yang dikenal sebagai “laboratorium hidup,” memungkinkan mitra untuk bereksperimen dengan ide-ide dan inovasi baru. Proyek Nusantara merupakan salah satu peran aktif Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim, menyegarkan keanekaragaman hayati, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Yamada Junichi, Wakil Presiden Senior Eksekutif Japan International Cooperation Agency (JICA), menyatakan bahwa investor yang didukung oleh JICA siap untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di IKN, dengan fokus pada infrastruktur seperti revitalisasi Bandara Balikpapan dan sektor energi, terutama fasilitas pasokan listrik.
Tadashi Maeda, Ketua Dewan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), menyatakan komitmennya dalam mendukung pengembangan IKN, terutama dalam mewujudkan IKN sebagai kota netral karbon, dengan fokus pada investasi di energi terbarukan seperti energi hidro. Agenda ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang mengikuti agenda sebelumnya.
Pemerintah Indonesia memulai market sounding di Jepang pada tanggal 27 Februari 2023, yang diwakili oleh Dhony Rahajoe, Wakil Kepala OIKN, didampingi oleh Agung Wicaksono, Deputi Pembiayaan dan Investasi. Ini kemudian diikuti dengan kunjungan ke lokasi pembangunan IKN pada tanggal 1 April 2023, yang dipimpin oleh delegasi Jepang yang dipimpin oleh Dr. Hiroto Izumi, mantan Penasihat Khusus untuk Perdana Menteri.
Bambang Susantono, Kepala OIKN, berharap delegasi Jepang akan mengunjungi kembali IKN untuk mengeksplorasi lebih lanjut kemajuan dan peluang kerja sama serta investasi.
Otoritas Kawasan Ibukota Nusantara juga siap membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau pertanian surya di IKN Nusantara pada tahun 2024. Pembangkit listrik surya ini akan dibangun di area IKN 3 dengan kapasitas minimum 50 MW. Selain itu, atap surya akan dipasang di bangunan-bangunan, termasuk yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di IKN.
OIKN juga sedang menjajaki kemitraan dengan mitra eksternal untuk membangun atap surya di area hunian pekerja konstruksi. Mohammed Ali Berawi, Deputi Transformasi Hijau dan Digital
Otoritas IKN, mengatakan, “IKN akan menjadi acuan untuk bagaimana transformasi kerja dan konstruksi dilakukan di Indonesia. Itu harapan kami untuk masa depan.”
Selain itu, Uni Emirat Arab (UEA), khususnya perusahaan Alserkal Group-Envirol, telah menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA) untuk pengelolaan limbah di Kawasan Ibukota Nusantara (IKN). Penandatanganan NDA ini dianggap sebagai sinyal positif bagi pengembangan Nusantara dan iklim investasi di Indonesia.
Setelah penandatanganan NDA, perusahaan yang berbasis di Dubai tersebut menyatakan minatnya untuk menandatangani MoU secara langsung dengan OIKN. Agung Wicaksono, Deputi Pembiayaan dan Investasi OIKN, menyatakan, “Ini adalah bukti bahwa minat investasi dari Timur Tengah sedang berlangsung. Uni Emirat Arab adalah salah satu mitra dan saudara Indonesia. Bahkan, nama Presiden Joko Widodo menjadi nama jalan di Abu Dhabi, ibu kota UEA.”
Agung menambahkan bahwa Alserkal Group-Envirol telah menandatangani NDA dengan Otoritas Kawasan Ibukota Nusantara (OIKN) di bidang pengelolaan limbah, terutama limbah lemak, minyak, dan lemak (FOG), dalam mendukung terwujudnya kota pintar dan hijau di Nusantara. Metode pembuangan yang tepat untuk minyak bekas masak dan lemak dapat menjaga infrastruktur lingkungan di Nusantara. Envirol adalah perusahaan pengelolaan limbah.
Sebelumnya, perusahaan tersebut juga telah menandatangani MoU dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Kota Tangerang untuk implementasi pengelolaan limbah FOG di kota-kota tersebut. Dengan fokus pada kerja sama pengelolaan limbah, diharapkan pengembangan Nusantara akan menjadi kota yang ramah lingkungan.
Konsep kota cerdas masa depan, atau kota cerdas hijau masa depan, akan menjadikan IKN sebagai simbol baru Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam, ramah lingkungan, menggunakan energi hijau, dan memiliki perencanaan perkotaan yang modern. Dengan pemindahan ibu kota, Indonesia akan mengikuti jejak negara-negara modern seperti Amerika Serikat, Rusia, Australia, Turki, dan lainnya. Negara-negara ini telah berhasil memindahkan ibu kota mereka yang sebelumnya memiliki pusat bisnis dan pemerintahan terpisah, yang mengarah pada kemajuan mereka.